01 - Hazel Alaska

6K 384 6
                                    

"Hari ini jalan yuk Zel, gue suntuk nih di rumah sendirian." Ucap Vanni.

"Hari ini gue ngajar, Van. Kapan-kapan deh, ya." Balasku singkat.

Vanni mencibir. "Lo serius banget sih, pengen jadi guru. Gue aja belum tau pengen jadi apaan nanti. Gelandangan aja kali, ya. Cocok sama gue."

Aku tertawa, sahabatku ini memang sering merendahkan diri sendiri.

Kami berdua berjalan menyusuri koridor kelas 11 SMA Tunas Jaya dengan tas yang menggantung di bahu kami. Waktunya pulang, dan waktunya aku mengajar.

"Gue pulang duluan, Van!" Teriakku sambil berlari ke area parkir. Vanni membalas teriakanku namun aku tak sempat membalas teriakannya.

Kukeluarkan sweater hitam dari tasku lalu memakainya. Kupakai pula helm lalu menyalakan matic-ku. Segeralah aku membelah kota Jakarta untuk sampai di rumah Laura, anak didikku. Atau bisa dibilang, adik didikku.

Niatku bekerja sambilan sebagai guru privat bukanlah untuk mencari uang. Bisa dibilang, hidupku berkecukupan dengan Orang Tuaku yang bekerja sebagai pengusaha dan pemilik cabang perusahaan. Namun, aku ingin mewujudkan cita-citaku, menjadi seorang guru.

*

"Halo kak Hazel!" Teriak Laura begitu ia membukakan pintu untukku.

Aku tersenyum, anak ini ceria sekali. "Halo Laura. Udah siap belajar?"

"Siap dong!" Balasnya semangat. Laura mengajakku duduk di ruang tamu sementara dia mengambil buku pelajarannya.

Rumah ini sangat sepi, seperti tak ada penghuni lain, padahal rumahnya besar sekali. Laura memang pernah bilang bahwa orang tuanya sangat sibuk sehingga ia susah mengerjakan pr karena tak ada yang membantu. Namun, Laura juga bilang bahwa ia memiliki seorang kakak laki-laki. Tapi kakaknya selalu pulang malam di hari aku mengajar. Yaitu senin dan rabu. Ia bilang kakaknya ada kegiatan di sekolah.

Laura berlari ke dalam dan tak lama kemudian ia kembali dengan setumpuk buku dan tempat pensilnya.

Kami duduk bersampingan dengan satu meja dan papan tulis kecil. Laura menoleh ke arahku lalu tersenyum.

"Ayo belajar!"

*

"Namor 10 pake rumus yang ini, Laura." Aku menunjuk satu rumus. Laura mengangguk-anggukan kepalanya lalu kembali menghitung soal.

"Selesai!" Teriak Laura semangat. Gadis itu menatapku dengan cengiran dan mata cokelatnya yang berbinar.

"Kak Hazel ketemuan dong sama kak Axel." Ucap Laura tiba-tiba.

"Kenapa memangnya Laura?" Tanyaku sambil tersneyum.

"Kak Hazel cantik, kak Axel ganteng. Kalian cocok!" Teriaknya langsung.

Aku menggelengkan kepala lalu tertawa kecil. Masih polos sekali dia, padahal sudah kelas 7.

Kulirik jam kecil di atas meja. Jam 5, aku harus pulang.

Kubereskan barang-barangku lalu berdiri. "Laura, kakak pulang dulu ya. Hari rabu kita lanjut lagi."

Laura mengangguk, "Makasih kak Hazel!"

Aku mengacak rambutnya lalu mulai menghidupkan matic-ku lalu mengendarainya sampai rumah.

*

12 Maret 2015

Hari ini praktek masak. Banyak yang lupa bawa alat sama bahannya. Vanni sampe lupa kalo hari ini masak, jadi dia dihukum sama guru pkk. Tapi untung masakannya selesai.

Hari ini gue juga ngajar kayak biasa. Dan Laura bilang kalo gue harus ketemu sama kakaknya. Dia bilang kami cocok gara-gara gue cantik dan kakaknya ganteng. Jadi penasaran sama yang namanya Axel.

Kutempel foto yang kuambil saat praktikum memasak tadi, dan juga foto ketika Laura mengerjakan soal yang kubuat.

Aku selalu membawa jurnal dan kamera instax polaroid-ku kemanapun aku pergi. Ketika ada hal yang berkesan, aku akan menulisnya di jurnalku. Tapi sebelum itu, aku memotretnya terlebih dahulu kegiatan tersebut lalu ku tempel di jurnalku. Semacam scrapbook, tapi ini jurnal.

Kututup jurnalku dan menaruhnya di atas meja. Aku menghela nafas lalu merebahkan tubuhku di atas kasur single bed-ku.

Pintu kamarku terbuka. Nampaklah lelaki tinggi menjulang dengan kaus polo kebesaran dan rambut acak-acakan.

Perkenalkan, Kakakku, Davian. Orang paling menyebalkan dan ngangenin di saat yang bersamaan.

"Dipanggil Mama." Ucapnya singkat lalu menutup kembali pintu kamarku. Aku mendengus. Ngomong aja irit banget. Muka datar lagi. Untung aja ganteng.

Aku membuka pintu kamarku lalu pergi ke tempat Mamaku berada.

----

Dear JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang