13 - End?

3.7K 371 34
                                    

Hazel menegak air mineral dingin dengan ganas, peluhnya masih belum berhenti mengalir dari pelipis karena cuaca yang sangat panas ini. Ditambah, ia baru saja selesai membantu Linda--Sang Mama, membersihkan rumah karena ada tamu Papanya yang akan datang.

Hazel duduk di meja makan, menaruh mug berisi air dingin itu di atas meja kemudian menelungkupkan kepalanya di antara lipatan kedua tangannya.

"Nanti malem dandan rapi-rapi, Om Andre ini klien Papa yang baru loh." ujar Linda setibanya di ruang makan. Hazel menggumam, menuang kembali air dingin ke dalam mug-nya lalu menegaknya hingga habis.

Linda mengambil gelas dari pantry lalu mengambil kotak jus jeruk dari dalam kulkas. Setelah gelas tersebut diisi penuh, Linda duduk di hadapan Hazel. "Om Andre juga punya anak laki-laki, loh." Linda berdeham, kemudian menegak jus jeruknya dengan tenang.

Hazel menatap Linda dengan pandangan bertanya. "Ya terus kenapa?"

"Ngasih tau doang," Linda mengidikkan kedua bahunya cuek lalu beralih pergi ke dapur.

Hazel memutar bola matanya, padahal Farhan--Papa Hazel, baru sampai di rumah kemarin dari tugasnya di Lampung. Sekarang ia sudah harus menerima klien baru. Tak terbayang se-lelah apa Papanya itu.

Hazel menaruh mug putih itu di wastafel kemudian berjalan menuju kamarnya. Tak butuh waktu lama, gadis itu sudah melempar dirinya di atas kasur. Lelah, tentunya. Membersihkan rumah yang tak terlalu besar ini bersama Linda merupakan olahraga tersendiri untuknya.

Gadis itu menengok ke arah jam dinding di kamarnya, pukul lima lewat empat puluh lima menit. Dengan gontai, Hazel menapakkan kakinya di lantai lalu berjalan menuju kamar mandi. Klien Papanya akan datang pukul tujuh nanti, ia harus segera bersiap.

Beberapa menit setelahnya, Hazel keluar dari kamar mandi dan mengenakan pakaian yang sudah disiapkan oleh Linda sedari kemarin. Gaun hitam selutut tanpa lengan dengan corak-corak abstrak di bagian bawahnya. Di bagian pinggang terdapat pita putih yang membuat gaun itu terlihat lebih manis.

Hazel melihat pantulan dirinya dari cermin lalu memutar kedua bola matanya. Ia hanya akan makan malam di rumah bersama klien Sang Papa, seharusnya pakai piyama juga tak masalah, 'kan?

Ditambah, ia harus membenahi rambutnya yang masih basah akibat keramas. Dengan segera, Hazel mengambil hair dryer yang kabelnya sudah terpasang di stop-kontak milik Natha lalu mengeringkan rambut sebahunya dengan tergesa-gesa.

Pintu kamarnya diketuk pelan dari luar, kepala Natha menyembul di balik pintu tersebut. Gadis itu melangkahkan kakinya masuk sebelum menutup pintu itu.

Natha hanya memakai kemeja putih dengan rok selutut berwarna hitam. Jauh lebih simpel daripada Hazel. Karena Natha dan keluarganya sendiri tak akan ikut makan malam, ia hanya ikut berdandan untuk berjaga-jaga jika ia ingin melewati keluarga dari klien Pamannya itu.

"You look like a drunk b*tch, Young Lady." Natha tertawa kemudian menghampiri Hazel yang terlihat kacau dengan rambutnya. "Sini gue aja yang benerin rambut lo," tutur Natha sebelum merebut hair dryer-nya dari tangan Hazel. Gadis itu juga sempat mengambil beberapa peralatan rambutnya untuk menata rambut sepupunya itu.

"Let's make over."

*

"Now you look like a Princess Charming." Natha tersenyum puas melihat hasil karya-nya. Rambut Hazel yang sebelumnya berantakan dan kusut disulap menjadi rambut rapi yang sedikit bergelombang di bagian ujungnya. Ditambah dengan bandana hitam yang mempercantik penampilan Hazel.

Natha juga memberi polesan-polesan tipis pada wajah sepupunya. Bedak saja tak cukup untuk acara ini, katanya.

"Ini gue, Nat?" Hazel melihat pantulan dirinya di cermin. Sangat jauh berbeda dengan dirinya sebelum dirias. Natha benar, sebelumnya ia terlihat seperti orang mabuk. Berantakan.

Dear JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang