27. Pilihan 〇

811 106 4
                                    

⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*

Setelah beberapa saat, Mikey melepaskan tangannya yang sedari tadi membungkam mulut Y/n.

"Sekarang kau benar-benar tidak bisa pulang ke rumahmu, hanya ada 2 pilihan untuk menyelamatkanmu," ucapnya dengan sorot mata tajam.

"Tunggu dulu!"

"Huh?"

"Kenapa kau... tidak pernah membiarkanku mati? Padahal semuanya akan beres jika aku menghilang saja dari dunia ini..."

Mikey terdiam, wajar saja jika gadis itu penasaran mengapa dirinya selalu mencegahnya untuk menghilangkan nyawanya sendiri.

"Kau tidak perlu mengurusi hidup orang lain,"

"hanya pikirkan hidupmu sendiri itu sudah cukup!"

Mikey tercekat, ia benar, semua orang punya hidupnya masing-masing, dan tidak ada hak untuk mencampuri urusan yang lain.

"... dasar bodoh."

"Kalau kau mati, gak akan ada lagi yang adu mulut denganku," jawabnya tersenyum tipis.

"Apa? 💢"

"Tuh kan mulai," ucap Mikey lagi, kali ini dengan nada mengejek.

"Baiklah, Nona... apa kita sudah bisa mulai kesepakatannya?"

Y/n memutar bola matanya. "Aku yakin salah satu pilihan itu adalah untuk memaksaku tinggal di rumahmu, iya kan?"

"Wah kau peka juga ya." Mikey tersenyum lebar mendengar tebakan y/n.

"Kalau kau tetap bersikeras menolaknya, maka kau harus memilih satunya."

"....apa itu?"

"Kau tahu kan kalau seorang anak SMP tinggal sendirian di apartemen itu ilegal? Nah aku akan membantumu mencari cara agar bisa menembus peraturan itu."

Kedua manik Y/n berbinar saat mendengarnya, karena Mikey adalah ketua geng terkuat, maka pasti ada suatu cara agar ia bisa tinggal sendiri di apartemen dengan usianya yang baru akan menginjak 15 tahun itu. "Itu bagus! Sudah jelas aku akan memilih...."

"TAPI!" Mikey mempertegas ucapannya.

"Kau harus bergabung dengan Toman dan menjadi pelayanku." Kedua mata Y/n yang tadi berbinar berganti menjadi terbelalak, ia sangat terkejut.

"A-apa?!"

"Di dunia ini gak ada yang gratis, harus ada timbal baliknya."

"Setelah aku menolongmu agar bisa tinggal di apartemen, kau harus menjadi pelayanku dan menuruti semua perintahku."

"Kalau gak mau juga, maka kau akan tidur di jalanan, aku gak akan peduli lagi jika kau kedinginan atau kepanasan."

"Dan kemungkinan besar mereka akan menculikmu dan mengembalikanmu ke keadaan semula, hidup di neraka."

Y/n menelan ludahnya, semua pilihan tersebut terasa sulit baginya. Walaupun ia masih memiliki uang tunjangan yang diberikan oleh lembaga yang selama ini menaungi keluarganya setiap bulan, itu tidak akan berarti apapun jika ia tidak memiliki tempat untuk berlindung. Anehnya, ia tidak lagi berpikiran untuk bunuh diri.

❈ 𝑷𝒓𝒆𝒄𝒊𝒐𝒖𝒔 𝑻𝒉𝒊𝒏𝒈 | 𝘊𝘰𝘶𝘯𝘵𝘥𝘰𝘸𝘯 ❈Where stories live. Discover now