17. Es krim 〇

364 64 3
                                    

⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*

"Kita mau ke mana?" tanya Y/n ketika menyadari arah yang mereka tuju bukan ke rumah, sedari awal ia merasa aneh kenapa Mikey menyuruhnya untuk tetap di sekolah hingga menjemputnya menggunakan motor.

"Kau akan tahu nanti," jawab Mikey sembari melirik kaca spion, melihat ekspresi bingung yang terlukis di wajah polos Y/n.

Setelah melewati beberapa daerah pertokoan, akhirnya mereka sampai di sebuah tempat yang lumayan ramai. Kedua mata Y/n berbinar saat melihat plang yang menunjukkan nama toko tersebut.

"I.. ini kan..."

"Yuk masuk, nanti gak kebagian tempat loh," ajak Mikey, mereka pun masuk ke dalam bersama dengan beberapa orang lainnya.

"Uwaahh!!" Y/n mengepalkan kedua tangannya yang terangkat, ia sangat senang bisa datang ke kedai es krim terkenal yang baru saja membuka cabangnya di daerah itu.

Mikey yang berjalan di sebelahnya ikut tersenyum senang, terlebih ia melihat sikap Y/n yang seperti gadis kecil, biasanya lebih sering keluar tanduknya alias sering marah padanya.

Setelah berkeliling, akhirnya mereka mendapatkan bangku kosong yang segera saja mereka tempati sebelum keduluan yang lain. Y/n membuka buku menu yang terletak di atas meja dan membaca satu per satu jenis makanan yang tersedia. Selain es krim, ada yoghurt beku, kue, parfait, gelato, taiyaki, dan masih banyak lagi, tak lama kemudian, seorang pelayan wanita menyapa dengan sangat ramah dan menanyakan pesanan mereka.

"Hari ini aku mau mentraktirmu, jadi pilih saja apa yang kau suka," kata Mikey, membuat kedua mata Y/n lagi-lagi berbinar dan senyum lebar merekah di bibirnya.

"Eh? Benar nih??" Mikey mengangguk, ia juga melihat-lihat menu yang ada di tangannya.

"Kalau gitu...." Y/n membalikkan satu per satu halamannya, bermaksud mencari makanan yang ramah di dompet anak seusia mereka, tidak ingin memberatkan orang yang sudah berniat baik padanya.

"Kami pesan satu es krim yang paling spesial di toko ini dan 1 parfait cokelat vanila ukuran besar." Y/n terbelalak mendengar ucapan Mikey, padahal ia belum memutuskan pilihannya.

"Baik, silakan ditunggu."

"M-Mikey..."

"Tidak apa, ini sebagai rasa terima kasih karena sudah mengajari aku untuk ujian sekaligus permintaan maaf karena sudah seenaknya mengganti namamu," ujarnya mengedipkan mata, lalu bersandar pada sofa empuk yang mereka duduki dengan kedua tangan yang disilangkan ke belakang kepalanya.

"Ha~h, cuaca panas begini memang cocok buat makan yang dingin-dingin."

"Tapi... kenapa kamu tahu?"

"Ohh... aku teringat pas kita belajar bareng, matamu berbinar saat melihat iklan kedai ini di TV." Wajah Y/n sontak memerah, ia tidak menyangka kalau Mikey menyadarinya saat itu.

Beberapa lama kemudian, pelayan tadi datang kembali, kali ini dengan membawa pesanan mereka.

"Terima kasih sudah menunggu, silakan menikmati," ucapnya kemudian berlalu memberi kesempatan pelanggannya untuk menikmati hidangan yang disajikan.

Happ....

"Uma~~i!!" seru Y/n dengan wajah berseri-seri, ia lalu menyendokkan lagi es krim ke dalam mulutnya.

Sementara itu, Mikey tidak langsung melahap parfait yang dipesannya, ia hanya terus mengorek toppingnya sambil memperhatikan Y/n yang duduk tepat di seberangnya.

❈ 𝑷𝒓𝒆𝒄𝒊𝒐𝒖𝒔 𝑻𝒉𝒊𝒏𝒈 | 𝘊𝘰𝘶𝘯𝘵𝘥𝘰𝘸𝘯 ❈Where stories live. Discover now