18. Nama 〇

404 67 5
                                    

⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*

"Oh iya, aku hampir lupa, ini." Senju merogoh isi tasnya lalu mengeluarkan sebuah kunci, meletakkannya di atas meja dan menggeserkannya ke hadapan Y/n.

"Kunci?" Y/n yang sedang mengunyah makanannya merasa takjub karena bentuk kunci itu sangat unik dan lucu, tidak seperti kunci pada umumnya.

"Takeomi menyuruhku memberikannya padamu, katanya Shinichirou menitipkan ini padanya," jelas Senju.

"Aku sendiri gak tau ini kunci apa, dia gak ngasih tau lebih jelas lagi."

Y/n meraih kunci tersebut dan menggenggamnya erat, memejamkan kedua matanya, seperti tengah berusaha membongkar ingatannya. Perlahan, bayang-bayang terbentuk di benaknya, sebuah kenangan yang tidak seharusnya ia lupakan.

"Ini... kunci mansion kakakku."

Kedua manik putih bersih Senju membesar mendengar celetukannya. "Kamu yakin??"

Y/n mengangguk. "Dulu aku sering main ke sana, tapi karena aku gak pernah nyentuh kuncinya, jadi aku melupakannya."

"Kalau gitu, bagaimana kita kesana sepulang sekolah?" Tanpa berpikir panjang, Y/n langsung menyetujui ajakan gadis bermarga Akashi itu.

.

.

.

"Emma! Mana Y/n?!!" tanya Mikey dengan tidak santainya, ia tiba di rumah dengan napas terputus-putus, tampak seperti orang yang sedang panik.

"Y/n? Aku belum melihatnya lagi, terakhir pas berangkat sekolah tadi pagi," jawab Emma yang tengah menikmati seteko es jeruk.

"Apa?!"

"Eh tapi tadi dia ngirim pesan sih, katanya mau ke daerah Shinjuku sebentar."

Mikey terbelalak, bisa-bisanya gadis itu pergi tanpa sepengetahuannya.

"Dia juga bilang kalau kamu sebaiknya gak usah datang." Tepat setelah Emma selesai bicara, Mikey sudah menghilang dari tempatnya.

'Sial! Apa sih yang dia pikirkan?!'

.

.

"Jadi ini mansion tempat kakakmu tinggal dulu?" tanya Senju setibanya di tempat tujuan mereka, sebuah mansion besar yang berdiri kokoh dan merupakan bangunan mewah dan mahal.

"Iya." Y/n mengajak sahabatnya itu untuk masuk, saat di lobi mereka bertemu dengan resepsionis dan penjaga mansion yang sepertinya sudah sangat mengenalnya.

"Ara, Y/n-chan, sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabar kakakmu? Kudengar dia tengah pergi sekarang, tapi tidak kunjung kembali, apa dia baik-baik saja?" Begitulah kira-kira pertanyaan mereka yang tidak tahu kenyataan yang sebenarnya.

"Ya, dia baik-baik saja," jawab Y/n memasang senyum palsu, tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya pada orang-orang awam seperti mereka.

Setelah mereka masuk ke dalam lift, Senju menyenggol Y/n dengan sikunya. "Kenapa kamu berbohong?"

"....gak mungkin aku bilang tentang 'itu' kan?"

❈ 𝑷𝒓𝒆𝒄𝒊𝒐𝒖𝒔 𝑻𝒉𝒊𝒏𝒈 | 𝘊𝘰𝘶𝘯𝘵𝘥𝘰𝘸𝘯 ❈Where stories live. Discover now