21. Deeto 〇

483 69 0
                                    

⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*⑅୨୧⑅*

Jam 6.50 pagi, Y/n sudah rapi dengan pakaiannya, ia menghadap cermin dan menguncir rambutnya menjadi dua bagian yang kemudian ia gerai ke depan.

Mikey yang terbangun karena suara yang ditimbulkan Y/n keluar dari kamarnya dengan kedua mata yang setengah tertutup.

"Mmh... ada apa sih ribut pagi-pagi begini?" tanyanya sambil menguap, dengan rambut pirangnya masih acak-acakan.

"Kau mau ke mana?" tanya Mikey lagi saat melihat penampilan Y/n.

"Deeto," jawab Y/n singkat, namun cukup membuat kedua mata Mikey terbuka sepenuhnya.

"Deeto? Sama siapa?!" Jantungnya berdebar, siapa laki-laki yang berani mengajak kencan Y/n sepagi ini?

"Bukan urusanmu!" Mendengar jawaban Y/n, suasana hati Mikey langsung turun drastis.

"Sudah ya, sepuluh menit lagi aku akan dijemput, sarapan sudah kusiapkan di atas meja," ucap Y/n melambaikan tangannya pada Mikey yang masih termangu dengan mulut sedikit terbuka. Giginya saling bergemeretak, ia tidak bisa membiarkan gadis itu pergi dengan lelaki lain.

Mikey memutuskan untuk mengintip lewat jendela, terus memperhatikan Y/n yang tengah berdiri di depan pintu gerbang sambil melihat ponselnya. Tak lama kemudian, datang seseorang dengan rambut pendek putih yang ditutupi topi di kepalanya, mengenakan kaos putih yang dilapisi cardigan hitam dan celana jeans panjang, Y/n terlihat sangat girang dan mereka pun berpelukan.

'Apa-apaan itu?!! Seenaknya dia memeluk Y/n!!' protesnya dalam hati, ia tidak bisa melakukan apapun. Sebagai gantinya, ia menggigit bibir bawahnya dengan kencang, mencengkeram erat gorden yang menutupi tubuh kecilnya agar tidak terlihat oleh kedua orang itu.

Selesai berpelukan, mereka beranjak pergi dari sana dengan tangan yang bertautan, raut wajah Y/n mengatakan kalau ia jelas sangat bahagia. Sedangkan Mikey menampar wajahnya demi meyakinkan kalau ini bukan mimpi.

"Ada apa, Mikey? Kenapa kamu menampar dirimu sendiri?" tanya Emma yang ternyata juga sudah bangun.

"Dan juga... gak biasanya kamu bangun sepagi ini dan menatap jendela." Emma memasang ekspresi penasaran dengan tingkah Mikey yang begitu langka.

"Oh.. bukan apa-apa, aku hanya baru mengalami mimpi buruk," jawabnya dengan ketus lalu melangkah menjauh dari jendela.

"Emma, tolong bilang ke Ken-chin kalau pertemuan para petinggi pagi ini ditunda."

Emma semakin bertanya-tanya, Mikey aneh sekali, padahal ia bisa menghubungi sendiri sahabatnya yang bertato naga itu, ditambah cara bicaranya seperti orang yang sedang sangat kesal.

.

.

.

"Eh? Kamu udah bikin sarapan?!" tanya Senju tak percaya saat Y/n mengatakan ia sudah menyiapkan sarapan untuk orang-orang di rumah.

Y/n mengangguk, memasang senyuman lebarnya yang manis.

"Apa gak apa-apa? Kamu sudah capek masak tapi kamu malah milih sarapan di luar," tanya Senju lagi, tangannya dengan setia berpegangan pada sebuah tiang dalam bus agar tidak terjatuh.

❈ 𝑷𝒓𝒆𝒄𝒊𝒐𝒖𝒔 𝑻𝒉𝒊𝒏𝒈 | 𝘊𝘰𝘶𝘯𝘵𝘥𝘰𝘸𝘯 ❈Where stories live. Discover now