Mission: Failed

888 147 11
                                    

Jaemin tak suka rokok ataupun asap rokok. Tetapi di sinilah ia, berdiri di tengah ruangan sementara sekelompok pelayan mendandaninya sementara tangannya menjepit rokok. Ia perlu rokok untuk tetap waras, juga untuk membuat orang menghormatinya.

Ia masih remaja berusia belasan tahun dan harus berhubungan dengan orang-orang yang mengacaukan bisnis keluarganya. Tentu ia harus membuat orang-orang yang lebih tua itu takluk padanya. Rokok dan alkohol adalah cara lain. Ia tak minum karena butuh tetap waras, tetapi dengan rokok, ia tak punya pilihan lain.

Sepuluh menit kemudian, ia sudah dari kamar dalam balutan sheer stripped shirt dari Saint Laurent dan embroided suit jacket hitam dari Alexander McQueen. Ia memasang rantai di tindik telinganya dan menata rambutnya ke atas. Eliya memandangnya dengan mengangguk setuju, lalu mengiringinya keluar. Mereka masuk ke lift dan menuju lantai teratas The Savannah, tempat Jaemin tinggal malam itu.

"Any updates?" tanya Jaemin.

"Tidak ada, Tuan. Mr. Lee Woo Yong baru saja tiba. Disusul menteri kesehatan dan beberapa orang parlemen yang baru selesai rapat paripurna."

Paman Taeyong, batin Jaemin mendengar nama pertama disebut.

"The display?"

"Sudah siap, Tuan. Menunggu aba-aba."

Pintu lift berdentang terbuka. Mereka disambut pintu yang dilengkapi metal detector dan masuk setelah melewati dua penjaga.

Lantai teratas The Savannah merupakan diskotek ternama yang umumnya dikunjungi orang-orang penting. Semakin lama, orang tua Jaemin merasa tempat itu semakin sesak dan memutuskan melakukan sesuatu: yakni memiliki anggota VVIP. Acara malam ini pun diselenggarakan untuk melayani tamu-tamu VVIP itu. Setahun dua kali, mereka akan berkumpul dan menyaksikan parade.

Jamin sudah melakukan ini sejak dua tahun lalu sehingga ia terbiasa ketika memasuki diskotek. Musik yang memekakkan telinga langsung menghantam pendengaran Jaemin. Ia melangkah ke tengah ruangan, jelas-jelas tak mengacuhkan orang-orang yang mulai berdiri melihatnya. Lalu ia duduk di sofa yang terletak tepat di depan dance floor yang kosong.

Eliya naik ke atas panggung dan tepuk tangan mulai terdengar.

"Selamat malam. Lima belas menit lagi acara malam ini akan dimulai. Seperti biasa, Anda hanya perlu mengingat nomor. Selebihnya, kami yang akan mengurus untuk Anda. Telah hadir bersama kita malam ini pewaris tunggal organisasi Na, Mr. Na Jaemin."

This bitch, Jaemin memaki dalam hati ketika menyadari Eliya mengubah panggilannya. Kini ia bisa merasakan pandangan orang-orang yang menancap tepat kepadanya.

"Begitukah? Selamat, Na Jaemin-ssi."

Mr. Lee Woo Yong dan beberapa rekannya mendekat. Jaemin tersenyum dan bangkit menyalami orang-orang itu.

"Sebuah sejarah. Untuk pertama kalinya korporasi keluarga diserahkan pada pewaris tunggal," Mr. Do Hak Min, seorang anggota parlemen menukas.

"Tidak. Kita semua tahu apa yang terjadi dengan keluarga Lee," tukas yang lain.

"Itu berbeda. Keluarga Na punya garis keturunan khusus."

"Silakan nikmati malam ini, Tuan-Tuan. Mr. Lee, Anda bisa duduk dengan saya," ujar Jaemin.

Mr. Lee Woo Yong terkekeh dan mengambil tempat di sebelah Jaemin.

Diamond Cut Diamond | NOMINWhere stories live. Discover now