Getting Over

778 145 8
                                    

Kediaman keluarga Huang selalu mengingatkan Jaemin akan rumah-rumah di film kolosal Tiongkok. Tak heran Mr. Huang menggelontorkan jutaan dolar untuk merestorasi salah satu cagar budaya dan menjadikannya kediaman keluarga Huang. Jaemin melewati kolam ikan kedua sebelum tiba di kamar Renjun.

"Thanks," ia merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. "Maaf membuatmu kabur dari sekolah."

Renjun tersenyum. "Tidak masalah. Tinggal satu kelas lagi. Mereka tak akan sadar. Jaemin, apakah terjadi sesuatu?"

Jaemin menggangguk pelan. "Bisakah aku minta air minum?"

"Tentu saja. Tunggu sebentar, pelayan sedang membawakannya untukmu."

Tak lama kemudian, pintu diketuk dan sebuah troli makanan didorong masuk. Pelayan keluar setelah menghormat kepada mereka.

"Renjun, aku hanya singgah untuk istirahat, bukan tinggal selama sebulan!" ujar Jaemin melihat berbagai makanan di atas troli itu. Renjun mengulurkan sebotol air minum dan Jaemin menerimanya.

Setelah menandaskan sebotol air, Jaemin merasa lebih baik.

"Renjun, ada hal penting yang perlu kamu ketahui tentangku. Dengan ini, aku berharap tak ada lagi rahasia dalam pertemanan kita."




~




Jeno tengah berjalan dari perpustakaan dengan Arin ketika Chenle dan Jisung menghampirinya dengan wajah pucat.

"Uhm... Haechan sebenarnya melarang kami memberitahumu, tapi kami merasa kamu harus tahu," ujar Jisung takut-takut.

"Ada apa?"

"Mark... eh, Lucas..." Chenle kebingungan menyusun kalimat. "Mereka berkelahi, Jeno. Taeyong sedang membawa mereka untuk ditanyai sebelum memutuskan apakah kasus ini akan dibawa ke Mr. Choi. Jaehyun, Winwin, dan Ten sedang mengurus murid-murid lain."

Jeno bahkan tak sempat berpamitan pada Arin. Ia langsung berlari dengan Jisung dan Chenle ke laboratorium bahasa yang kosong.

"Why'd you bring him?" protes Haechan pelan kepada Jisung dan Chenle.

Jisung dan Chenle tak menjawab, mereka langsung mencari perlindungan dengan mendekat ke anak-anak yang lebih tua, meninggalkan Haechan yang berhadapan dengan Jeno di muka pintu.

"Alright, hero. Come in," Haechan menggeser tubuhnya dan membiarkan Jeno masuk. Ia sedikit banyak tahu apa yang terjadi dan kesal terhadap Jeno yang sudah berkeliling dengan seorang gadis.

Mark dan Lucas didudukkan bersisian di kursi. Di sekeliling mereka, berdiri Taeyong, Jaehyun, Winwin, Yuta, Ten, dan Taeil. Haechan perlahan melangkah ke dekat Mark dan meletakkan tangannya di pundak lelaki itu. Semua menunggu Lee Taeyong berbicara.

"So. Adakah yang berkenan menjelaskan padaku apa yang terjadi? Mark, is something wrong with you?"

Mark menolak memandang Taeyong. Meski diam-diam ia menikmati tangan Haechan yang mengelus bahunya, ia masih gusar.

"Aku perlu menemui Jaemin," hanya itu yang diucapkannya.

"Aku juga," kali ini Lucas menjawab.

Diamond Cut Diamond | NOMINWhere stories live. Discover now