Making Reality

2.1K 166 21
                                    

"Jen, we have to talk about this." Untuk kesekian kalinya, Jaemin berkata-kata.

Dan untuk kesekian kalinya punya, Jeno menutup wajahnya dengan bantal. "We are not. Stop talking, Jaemin. And start to cuddle me. I'm tired."

"Babe, you sleep for like forever," Jaemin geleng-geleng kepala, tapi ia tak menolak untuk berbaring di sebelah Jeno, membiarkan Jeno memeluk tubuhnya dan meletakkan kepalanya di dada Jaemin.

"I always tired," ujar Jeno sambil tersenyum penuh kemenangan. Sesungguhnya, ia hanya ingin berdekatan dengan Jaemin.

Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian di Safari Plaza dan mereka sudah mengalami cukup banyak.

1. Jeno tidak terluka parah. Ia hanya menderita memar di beberapa bagian tubuhnya.

2. Papa Jeno setuju dengan hubungan mereka (Ia seolah akan menangis ketika memeluk Jaemin saat mengetahui anak itu menembak kaki sepupunya demi Jeno).

3. Sebelum menyelamatkan Jeno, Jaemin sudah menelepon Neneknya untuk mengabarkan situasi saat itu. Hal ini membuat Mrs. Na Young Chien memanggil semua anak dan cucunya yang terlibat, lalu melakukan rapat penting akan pelanggaran kode etik. Kalau tidak dicegah, Mrs. Na Young Chien sudah siap menyerahkan semua orang ke polisi.

4. Jaemin menghadiri panggilan sekolah untuk menjelaskan tindakan yang diambilnya di Safari Plaza, membuatnya nyaris diskorsing kalau bukan karena Lee Taeyong dan Jung Jaehyun yang mengancam akan mendobrak pintu saat itu juga dan mengabarkan semuanya ke pers.

5. Papa dan Mama Jeno terbang ke New Zealand bersama orang tua Jaemin untuk bertemu Mrs. Na Young Chien.

They been through so much.

"Jen, bisakah kamu mendengarkanku saja?"

"Jaemin, kita nggak akan melakukan ini. Seingatku, sudah puluhan kali kamu memintaku untuk... meninggalkanmu, putus, dan lain sebagainya. Jawabanku sudah final, aku tidak mau dan aku yakin kamu pun juga tidak."

Jaemin tertawa pelan mendengar celotehan Jeno. Jeno benar. Meski semuanya berangsur normal kembali, ada momen-momen mengerikan di mana nyawa Jeno yang berada di ujung pisau teringat kembali oleh Jaemin. Ia tak henti-henti mengucapkan terima kasih kepada Ten dan Taeyong, serta berulangkali meminta Jeno memikirkan ulang keputusannya.

"Kalau kamu sebegitu tidak ingin aku ada di sampingmu, kamu saja yang memutuskanku," tantang Jeno suatu kali.

Tentu saja Jaemin tidak bisa. Ia bukan orang yang akan meninggalkan Jeno. Lalu setelah itu, perdebatan mereka mereda. Mereka akan kembali seperti dulu, menjadi pasangan yang penuh peluk dan cium di manapun dan kapanpun.

"Bukan itu. Aku hanya mau bilang bahwa aku akan segera mulai bekerja lagi."

Jeno pun lantas terdiam.

"Kamu bilang sendiri, Jen, pekerjaanku menjijikkan. Namun aku tidak punya pilihan. Aku harus melakukannya, terutama supaya aku bisa bersamamu. Aku tidak seperti kamu yang harus mengatakan hubungan kita kepada orang tuamu. Aku tak peduli perkataan Ayah dan Ibuku. Tapi jika aku bekerja dengan baik, aku tak hanya menjalankan tugas, tetapi juga meyakinkan bahwa justru denganmu aku menjadi lebih baik."

"Kamu tidak sakit, Jaemin? Maksudku... bagaimana bisa kamu melakukan pekerjaan itu?" Jeno menggigit bibir.

"Awalnya. Aku sangat ketakutan dan tidak mau melakukan apapun. Oleh sebab itu, aku harus bekerja dengan baik sehingga tidak salah tangkap. Kau mengerti maksudku?"

Diamond Cut Diamond | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang