Chapter 19

947 136 6
                                    

DEMI KAKAKKU
by: reescarlet

NARUTO © Masashi Kishimoto

Sasuke Uchiha x  Naruto Namikaze (fem)
Itachi Uchiha x Kyuubi Namikaze

Rate M

WARNING!!!
OOC, AU, genderbend, boyslove, typo(s), bahasa kasar, dll

Jangan bilang saya tidak memperingatkan, ya :))

Enjoy!

--------------------------------------------------


Jumat malam. Sasuke memarkirkan mobilnya di suatu tanah lapang yang berjarak beberapa blok dari kediaman Namikaze. Berdiri bersandar di kap mobil sambil merokok. Beberapa kali ia hampir tersedak uap tembakau, perkara tidak terbiasa. Lintingan daun yang lumayan beracun itu bukan konsumsi favoritnya, namun rasa pahit yang bersisa di mulut dirasa mampu meringankan beban renungan. Sasuke menghembuskan napas, memberi jejak udara abu.

Enam hari sudah berlalu sejak hari itu. Momen yg bakal terus menghantui alam bawah sadar semua yang terlibat. Menjadi salah satu ingatan yang tidak ingin disimpan tapi tidak akan hilang sepenuhnya. Otak manusia secara normal akan merekam segala yang dilalui, yang dialami, tak peduli diinginkan atau tidak. Karena dari ingatan itu manusia belajar, dari kenangan itu manusia bisa berkembang menjadi pribadi yg lebih baik, dari memori itu manusia akan semakin kuat.

Waktu enam hari bukan waktu yg sebentar, tapi Sasuke cukup terkejut saat Naruto menghubunginya dalam waktu yg lebih singkat dari yang dia duga. Sejujurnya Sasuke sempat ragu kedua bersaudara itu akan mengikuti saran Fugaku, terlebih hubungan cinta Itachi dan Kyuubi sudah berakhir. Rupanya kakak beradik itu bukan pengecut yang ketakutan dengan konsekuensi kesalahan sendiri. Sasuke menghargai keberanian dua bersaudara itu.

Entah apa reaksi pasangan Namikaze atas pengakuan anak-anaknya nanti. Tentang cinta terlarang Kyuubi, tentang pertunangan Naruto yg dimaksudkan untuk melindungi rahasia kakaknya. Apakah mereka cukup tega untuk menghukum anaknya seperti Fugaku dan Mikoto pada kakaknya?

“Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau tidak langsung ke rumah dan malah singgah ke sini?” Omelan dari suara familiar itu membuat Sasuke melirik sejenak. Di pinggir jalan, tepatnya jalan masuk ke tanah lapang tersebut, berdiri Naruto yang berkacak pinggang dengan mimik kesal. 

“Hn.” Sasuke bergeser sedikit, memberi gestur agar Naruto berdiri disebelahnya.

Si pirang mengerutkan kening. “Kau gila? Walaupun sekarang awal musim panas, tetap saja akan dingin di malam hari, tahu.” Meski berkata begitu, Naruto mendekat juga. Dihempaskannya tubuhnya di kap mobil lalu menatap laki-laki disebelahnya penuh selidik. “Apa pembicaraan dengan ayahmu seburuk itu?”

Yang ditanya hanya menjawab dengan gelengan sekilas.

Pembicaraan panjang dengan Fugaku setelah kejadian naas itu membuka pemahaman lain Sasuke terhadap sang ayah. Beliau bukan tidak mengharapkan apapun darinya karena sudah menumpahkan segala harapan pada Itachi seperti yang ia duga selama ini. Sasuke diperlakukan beda karena Fugaku ingin memberikan kebebasan pada si bungsu yang tidak diberikan pada si sulung. 

Sayangnya ketimpangan tersebut malah membuat kedua putranya salah paham. Yang satu merasa diperlakukan seperti boneka yang bisa diarahkan sesuka hati, yang lain merasa tidak diinginkan. Itachi dan Sasuke sudah memutuskan berdamai dengan Fugaku soal itu, walaupun masing-masing belum bisa menghilangkan sentimen pilih kasih yang terpendam selama bertahun-tahun sepenuhnya.
 
“Ngomong-ngomong,” kata Naruto sambil memainkan tali hoodie yang dipakainya. “Terima kasih sudah mau menemaniku hari ini untuk berterus terang pada orangtuaku.”

Demi Kakakku (SasufemNaru)Where stories live. Discover now