Chapter 05

2K 191 4
                                    

Mikoto, istri dari Fugaku Uchiha yang biasanya tenang dan anggun, tampak gelisah. Nada tunggu terus terdengar dari ponselnya yang dipegang di dekat daun telinga.

“Ayolah, angkat telponnya, Kushi-chan,” gumam Mikoto. Ia menggigiti ujung kuku ibu jarinya, kebiasaan lama yang muncul setiap kali ia resah.
“Halo, Mikoto-chan? Tumben jam segini kau menelpon.”

Begitu mendengar suara sahabat dari masa sekolahnya itu, Mikoto menghembuskan napas lega. Kelegaannya tidak berlangsung lama. “Kushi-chan, sepertinya kita sudah melakukan kesalahan.”

“Huh? Apa maksudmu? Ada apa?” tanya Kushina di seberang sana, gusar.

Ibu dari Uchiha bersaudara itu menghela napas. Terbayang kembali di benaknya akan ekpresi kesal dan reaksi panik anak bungsunya. Juga ketergesaannya untuk menyusul sang Ayah yang menemui Minato Namikaze.

“Sepertinya usaha kita untuk menjadi besan tidak akan selancar yang kita kira, Kushi-chan.”


DEMI KAKAKKU

NARUTO @ Masashi Kishimoto

And this fanfiction is mine :)

Sasuke Uchiha x  Naruto Namikaze (fem)
Itachi Uchiha x Kyuubi Namikaze

Rate M

WARNING!!!
OOC, AU, genderbend, boyslove, typo(s), bahasa kasar, dll

Jangan bilang saya tidak memperingatkan, ya :))

Enjoy!


Lamborgini Reventon meluncur mulus diantara kemacetan jalan raya sore hari. Berkali-kali terdengar bunyi klakson yang ditekan lama ketika mobil itu menyalip tanpa peduli kanan kiri. Pengemudinya sedang panas. Penumpangnya juga sedang berkobar. Dalam api kemarahan.

“Apa apaan!!” Naruto yang duduk di samping kursi pengemudi berteriak. Tidak, ia tidak sedang memarahi kebarbaran cara menyetir Sasuke. “Kenapa tiba-tiba aku harus bertunangan dengan si Teme Pantat Ayam ini?! Sialan!”

“Berisik!” Sasuke balas berteriak. Hilang sudah sikap dinginnya. “Memangnya aku mau denganmu, hah? Sebenarnya apa sudah kau lakukan?”

“Aku tidak melakukan apapun!” sentak Naruto. “Bahkan aku tidak tahu apapun!”

“Lalu kenapa kau tidak bisa dihubungi selama seminggu?!” tanya Sasuke gemas. Ia menekan klakson berkali-kali saat hendak menyalip sebuah truk gandeng. “Kukira kau sudah melakukan hal bodoh sampai membuat kita dijodohkan.”

Naruto menggeram. “Memangnya kebodohan seperti apa yang bisa kulakukan?”

“Entahlah, aku tidak bisa menebak cara berpikir anak kecil.”

“Teme!” Kalau saja Sasuke tidak sedang menyetir, Naruto benar-benar akan menyumpalnya dengan kaus kaki. “Bagaimana kau bisa tahu ada rencana perjodohan ini?”

“Kaa-san,” jawab Sasuke, rahangnya mengeras. “Dia tanpa sengaja mengatakan Tou-san akan bertemu dengan ayahmu jam 4 sore ini untuk membicarakan pertunangan kita.”

“Kenapa kau tidak bilang dari kemarin?!” seru Naruto kesal.

“Aku juga baru mengetahuinya dua jam yang lalu!” Sasuke balas menyentak. Lalu mendesah lelah. “Sepertinya mereka berniat merahasiakannya sampai hari H.”

“Astaga….. Cobaan apa lagi ini, Ya Tuhan,” ratap Naruto. Ia melihat jam di dashboard. Safir biru indahnya langsung melotot. “Teme!! Ini sudah jam setengah 6!”

Demi Kakakku (SasufemNaru)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ