Xiao Zhan baru saja keluar dari kamar pasien, dia menjenguk kakaknya yang sedang dirawat karena baru saja melahirkan. Masih tidak menyangka kalau dia telah memiliki keponakan yang akan membuat suasana rumah menjadi ramai, kebetulan kakaknya tinggal bersamanya.
Sebab tidak ada lagi seorang pria yang akan menjaganya selain dirinya sendiri, kekasih kakaknya tidak ingin bertanggung jawab. Lelaki itu bilang, kalau yang di dalam kandungannya bukanlah anaknya.
Segampang itu manusia menelantarkan tanggung jawabnya.
Bahkan Xiao Zhan sampai sekarang tidak berani menyentuh wanita manapun. Ada yang berkata kalau dia memiliki kelainan, anggap saja jika dia aseksual.
Tidak memiliki rasa terhadap wanita ataupun pria.
Namun kini dia merasakannya...
Sebatang rokok yang belum terbakar ia taruh kembali ke dalam tempat, matanya teralihkan pada dua manusia yang saling beradu mulut. Seorang wanita paruh baya menangis sembari menarik tangan yang mungkin adalah putranya, namun pemuda itu terlihat merasa lelah dan tak berdaya.
Selain tak bisa berkata, dia tak bisa menarik kembali tangannya dari genggaman sang ibu. Jika dia melakukannya, mungkin tubuh ibunya akan kalah dan terjatuh.
Pemuda tinggi dengan wajah pucat itu terus berkata. "Aku tidak ingin lagi, Bu. Semua percuma saja, lebih baik aku menunggu kematian ku."
"Kau tidak akan pergi, ibu berjanji akan menemanimu sampai kau sembuh dari penyakit ini. Ibu berjanji, jadi ibu mohon... kita masuk kedalam ya?"
Lelah... raut wajahnya terlihat sangat lelah, bibir pucat miliknya bergetar tak bisa membalas ucapan ibunya. Tekad yang wanita itu miliki sangat kuat, namun putranya merasa yakin jika dunia ini hanyalah mimpi.
Dengan tungkai yang lemas dia berjalan bersama ibunya, satu dua langkah dia tetap tidak merasa yakin. Matanya menatap langit, membayangkan jika suatu saat ia menjadi seekor burung, mungkinkah dia bisa melihat seluruh dunia.
Zhan yang masih berdiri di sana menatap dari kejauhan, hingga embusan angin menyapu tubuhnya sebab pemuda itu telah berjalan melewatinya, mereka saling menatap dalam diam tanpa tahu kalau pemuda itu membuat jantungnya berdegup kencang.
Perasaan ini sungguh berbeda, Zhan bahkan belum pernah merasakannya. Seperti ada sesuatu yang membuatnya ingin ikut melangkah, membuatnya ingin tahu, membuatnya ingin lebih dekat, mungkin sampai tahap terobsesi. Namun dia mengurungkan niatnya ketika melihat pemuda itu dan ibunya memasuki ruang konsultasi.
Ini gila, kenapa aku ingin mengenalnya? gumam Zhan dalam hati.
Di saat perjalanan menuju ke rumah Zhan selalu mengingat tatapan pemuda itu, seakan ada yang tertinggal di dalam pikirannya.
Xiao Zingyi, kakaknya menyadari keanehan yang terjadi pada adiknya.
"Zhan, apa yang sedang kau pikirkan?" tanya sang kakak yang duduk di kursi belakang sembari menggendong bayinya.
Pria itu melirik singkat pada kaca untuk melihat wajah kakaknya. "Aku baik-baik saja, hanya... apa kau tahu rasanya jatuh cinta?"
Terdengar suara tawa yang mencoba di sembunyikan dibalik tangannya, sebelum menjawabnya, wanita itu menundukkan kepalanya untuk melihat malaikat kecil yang masih tertidur di pangkuannya.
Bersama embusan napas pelan Zingyi berkata, "Jatuh cinta... mungkin awalnya kau tidak tahu bahwa itu adalah cinta. Di dalam hatimu akan ada rasa ingin memilikinya, bahkan mengetahui setiap langkahnya. Detak jantungmu akan bekerja sangat cepat saat melihat wajahnya."
"Jika kau jatuh cinta, carilah arti itu ketika kau bersamanya. Dan saat kau terjatuh, terserah bagaimana dengan dirimu selanjutnya. Sebab jika kau mengenal cinta, kau akan berteman dengan rasa sakit yang membuatmu tersandung dan jatuh ke dalamnya."
Seperti dirinya kini, dia jatuh begitu dalam karena apa yang dia anggap indah bisa menyakitinya. Bukan berarti dia menyalahkan cinta, mungkin saja dia belum menemukan orang yang tepat di dalam hidupnya.
Dan bagaimana pun cinta dan napsu saling berhubungan, jadi hanya orang tertentu yang tahu bagaimana rasanya jatuh cinta dengan indah.
Xiao Zhan termenung sejenak, menyadari bahwa apa yang dia rasakan mungkin hanyalah rasa suka. Ketertarikan bisa hilang kapan saja, namun entah mengapa hatinya meronta.
Sesampainya di rumah ia mengingat kembali ucapan kakaknya, jantungnya kembali berdetak.
Tatapan mata itu selalu terlintas...
Dan dia berencana untuk mencarinya.[]
_Zaa_
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You Until The End [Selesai]
Romance{BL} Hidupnya tidak akan lama lagi, Wang Yibo menarik diri dari semua orang. Siapa sangka, kalau seorang pria datang mengulurkan tangannya, memberi arti hidup yang penuh warna.