Pagi masih menyambutnya dengan rintik hujan yang tak kunjung usai, seorang wanita berlari keluar dari dalam toko kue. Sepatu haknya menciptakan suara serta percikan air yang menyebar bagaikan sebuah kristal, dan percikan itu mengenai celana seorang pemuda yang berpapasan dengannya. Sontak langkah kakinya terhenti, ia membalik tubuhnya untuk meminta maaf. Akan tetapi pemuda itu lebih dulu masuk ke dalam toko kue di seberang sana.Merasa si pemuda tidak menyadarinya dia pun kembali melangkahkan kakinya menuju gedung yang tidak jauh dari hadapannya, ini adalah pertama kalinya dia di tunjuk sebagai perwakilan dari perusahaannya untuk memberikan sambutan dalam rangka meningkatkan kerja sama antara dua perusahaan yang sudah sangat lama bersanding. Namun dia malah tergiur oleh aroma kue yang keluar dari sela-sela oven, maka dari itu ia menyempatkan diri dan membeli beberapa kue untuk ia nikmati dengan kopi hangatnya.
Sayangnya dalam lima menit dia harus segera siap, namun kini ia masih berusaha mencari ruangan untuk menaruh kue manis miliknya.
"Amey, akhirnya aku melihatmu."
Gadis yang bernama Amey itu menoleh. "Xiqin kau dari mana saja? Seseorang mencari mu tadi."
"Siapa?" tanya Xiqin sembari menaruh bungkusannya di atas meja. "Apa Tuan Bian datang kemari," bisik dirinya menoleh ke sekitar ruangan.
Gadis di hadapannya pun menggeleng. "Bukan, Bian tidak datang. Tapi sepertinya orang itu cucu dari pemilik perusahaan ini."
"Entah mengapa perasaan ku tidak enak, mengapa dia datang mencari ku."
Amey, "Sudah jelas karena kau dan dia akan satu panggung untuk membahas sesuatu yang telah direncanakan."
Xiqin bahkan tidak diberitahu oleh bosnya kalau dia akan memberikan sambutan dengan Tuan muda cucu dari Tuan Fuguo. Itu akan membuatnya canggung sebab ia belum mempersiapkan apa pun untuk pembahasan atau sekadar untuk menyapanya. Dan waktu sudah berlalu tiga menit, ia pun menarik napasnya lalu mengembuskan perlahan. Hari ini ia akan membuktikan jika dia bisa diandalkan dalam bidang ini, lalu bosnya itu bisa memutuskan apakah dirinya layak untuk mendapatkan posisi sebagai manager.
"Amey, nanti tolong bantu aku untuk merekamnya. Biarkan Bian melihat diriku berbicara di hadapan banyak orang."
"Aku akan membantumu."
Kedua wanita itu berjalan menuju ruang pertemuan, di sana semua orang sudah berkumpul sebab bangku yang tadinya kosong kini sudah memiliki tuannya masing-masing. Xiqin dan Amey pun masih mencari nama mereka yang sudah tertempel di kursi, namun karena gedung ini besar rasanya sedikit sulit untuk menemukannya.
"Amey!" panggil seorang pria jauh dari tempatnya berdiri, mungkin sebenarnya pria itu sedang berteriak. Tetapi karena jarak di antara mereka jauh, jadi suaranya tetap terdengar biasa saja.
Ketika Amey telah melambaikan tangan kepada pria itu, ia menyentuh pundak Xiqin agar wanita itu mengikuti dirinya. Tak menunggu waktu lama akhirnya kursi yang sejak tadi mereka cari ada di depan dekat dengan podium, maklumi saja karena acara seperti ini baru pertama kali mereka kunjungi.
"Ya Tuhan ... aku dan Xiqin mencarinya sejak tadi," keluh Amey merasa sangat lelah.
Pria di sampingnya pun terkekeh kecil. "Kau 'kan tamu penting mereka, apa tidak ada panitia yang memberitahumu?"
"Bukan aku, tetapi Xiqin." Dan jawaban yang Amey berikan membuat pria di sampingnya terkejut.
Pria itu pun sedikit mendekat kepada Amey sembari menutup mulutnya untuk membisikkan sesuatu. "Apa terjadi sesuatu di antara kalian?"
Amey menyunggingkan senyumnya bersama gelengan kepala. "Tidak ada."
"Aku tahu kau sedang berbohong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You Until The End [Selesai]
Romance{BL} Hidupnya tidak akan lama lagi, Wang Yibo menarik diri dari semua orang. Siapa sangka, kalau seorang pria datang mengulurkan tangannya, memberi arti hidup yang penuh warna.