Kejadian malam itu membuat keduanya menyadari satu hal bahwa kejujuran tak selalu membuatnya tenggelam dalam kehancuran, apa pun masalah yang menghampiri mereka harus saling mengatakan tanpa ada yang di sembunyikan. Dan karena kejadian itu pula hubungan keduanya tumbuh semakin hangat.Wang Yibo tengah menyiapkan sarapan untuk kekasihnya, hanya telur saus tomat sederhana yang bisa dia buat. Sedangkan Xiao Zhan baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya, karena pintu kamarnya sedikit terbuka jadi itu menarik perhatian Yibo ketika ia hendak menyiapkan dua piring di meja makan, ia menaruh peralatannya secepat kilat lalu masuk ke dalam kamar untuk menghampiri kekasihnya.
Zhan sedikit terkejut ketika melihat Wang Yibo sudah berada di belakangnya, pemuda itu pun mengambil alih alat pengering rambut untuk membantunya.
"Kau sudah selesai memasak?" tanya Zhan menatap kekasihnya dari balik kaca di depannya.
"Mn, apa kekasihku sudah lapar."
Zhan mengangguk. "Harumnya sampai masuk ke dalam kamar mandi, perutku jadi tidak sabar untuk menikmati masakan mu."
"Baiklah, setelah ini kita makan bersama." Wang Yibo masih berusaha mengeringkan separuh rambut Zhan. "Oh ya... aku mendapat kabar dari kakek kalau ayah ingin bertemu dengan kita. Bagaimana menurutmu?"
"Aku menantikannya, setelah pekerjaan selesai kau bisa menjemput ku."
"Namun aku tidak memaksamu sayang, kalau kau belum siap kita bisa menundanya."
"Tidak perlu, rasanya kita kehilangan banyak waktu baik untuk memulai sesuatu. Kali ini kita tidak boleh melewatkannya."
Wang Yibo mengecup pipi Zhan gemas. "Baiklah kalau begitu, sekarang kau harus makan."
Mereka pun telah berada di ruang makan untuk mengisi perutnya yang kosong, Zhan benar-benar seperti orang kelaparan sebab dia melahap makanannya dengan penuh semangat. Yibo yang melihatnya langsung mengusap bibir kekasihnya untuk menghilangkan sisa minyak di sana. "Pelan-pelan sayang," ucapnya sembari tersenyum.
Ini pertama kalinya dia memasak untuk Zhan, mungkin ia harus belajar lebih banyak lagi mencoba berbagai jenis makanan, walaupun makanan itu harus pedas ia tidak masalah.
Setelah sarapan selesai mereka pun meninggalkan apartemen untuk pergi ke kantor sebab keduanya harus mengurus pekerjaan, akhir-akhir ini banyak pekerjaan yang tertunda jadi Xiao Zhan maupun Wang Yibo harus menyelesaikan semuanya. Lalu sesampainya di lobi kantor Zhan melihat Chengyi yang tengah berbicara dengan RunYu, Yibo pun menghentikan mobilnya tidak jauh dari mereka.
"Aku akan mengantarmu sampai ke dalam," ujar Yibo sembari melepas sabuk pengaman Zhan.
"Tidak perlu sayang, kau harus menghadiri rapat kerja. Kakek pasti sudah menunggumu."
"Apa kau yakin?"
"Ya, lagi pula di dalam sana sangat aman. Kau tidak perlu khawatir." Zhan mengusap wajah Yibo dengan lembut tanpa menyadari kedua manusia di luar sana menatap ke arah mereka.
"Kabari aku jika terjadi sesuatu."
"Bilang saja kalau kau tidak bisa jauh dariku."
"Memang tidak bisa." Wang Yibo berusaha mencium Zhan, namun tangan Zhan lebih dulu menghentikan bibir itu. "Kau tidak menyadari kalau sedari tadi mereka berusaha mengintip?" Arah matanya menatap pada Chengyi dan juga RunYu.
Wang Yibo menyadarinya, tetapi ia tahu kalau mereka tidak akan bisa melihat sampai ke dalam mobil. "Sekali saja, kaca ini 'kan tidak tembus pandang. Kau tidak perlu khawatir."
"Baiklah, tutup matamu..."
Pemuda itu menuruti perintah Zhan, dan 'chu'. Satu kecupan manis bersandar pada bibir milik kekasihnya. "Kenapa di sini? Aku tidak meminta mu mencium bibirku, seharusnya di sini." Yibo menunjuk pipinya.
YOU ARE READING
Thank You Until The End [Selesai]
Romance{BL} Hidupnya tidak akan lama lagi, Wang Yibo menarik diri dari semua orang. Siapa sangka, kalau seorang pria datang mengulurkan tangannya, memberi arti hidup yang penuh warna.