Harapan yang selalu dia nantikan nyatanya tidak akan pernah terkabul sebab ibunya baru saja kembali sambil membawa belanjaannya yang banyak, di dalam barang yang wanita itu bawa ada pakaian milik putranya beserta sepatu dan jam tangan keluaran terbaru. Semua itu dia beli agar putranya tampil istimewa nanti malam, rencanannya Annchin ingin mengajak Wang Yibo datang ke pesta ulang tahun putri dari teman lamanya.
Pemuda itu tidak bisa berbuat apa-apa, namun ia sempat menghampiri Xiao Zhan selama ibunya pergi. Untungnya Annchin tidak tahu kalau pria itu adalah tetangga putranya, jadi Yibo sempat bertemu dengan Zhan dan meminta maaf atas apa yang ibunya katakan.
Pria itu bahkan tidak marah sama sekali, hanya saja ia begitu sedih saat melihat Annchin benar-benar berubah. Dan Xiao Zhan hanya berpikir jika ada alasan yang membuat wanita itu merasa kesal ketika melihatnya.
Dan harapan yang Wang Yibo inginkan kakeknya memanggil dirinya untuk bekerja, tetapi sampai menjelang sore hari dia tidak mendapatkan kabar apa pun. Lalu ia mengirim pesan dan langsung mendapatkan balasan, sayangnya Fuguo sedang tidak membutuhkan cucunya.
Pria tua itu sedang membuat janji bersama Xiao Zhan untuk membahas mengenai pekerjaan, seharusnya pekerjaan itu di urus oleh cucunya. Namun Fuguo juga tidak tahan kalau harus berdebat dengan Annchin, lebih baik ia menggantikan cucunya dan membuat rencana.
Pesan dari kakek: Di sini banyak sekali wanita cantik. Mereka menatap kekasihmu tanpa menyadari suaminya ada di sampingnya.
Wang Yibo terlonjak dari duduknya, entah mengapa ia tidak suka saat kakeknya memberitahukan hal itu, bahkan Xiao Zhan tidak mengabarinya jika dia akan bertemu dengan kakeknya.
"Sayang, bersiaplah. Perjalanannya cukup jauh, mungkin sampai di sana malam hari. Kita harus segera berangkat." Annchin telah membersihkan dirinya, sekarang ia akan bersiap-siap untuk memoles wajahnya.
Pemuda itu hanya diam sambil masuk ke dalam kamar untuk mandi, matanya masih memantau ponsel miliknya. Ia berharap jika Xiao Zhan membalas pesannya walau hanya ucapan singkat, tapi sampai ia selesai mandi pun kekasihnya tak membaca pesannya sekalipun.
"Mungkin dia tidak membawa ponselnya," gumam Yibo sembari mengeringkan rambutnya. "Tapi itu tidak mungkin," gumamnya lagi merasa tidak tenang.
Semua itu karena ulah kakeknya sebab dia telah membuat cucunya terlalu berpikir berlebihan, di perjalanan pun Wang Yibo hanya menatap ponselnya. Tangannya begitu gatal ingin menelpon Xiao Zhan, tetapi ibunya selalu mengajaknya bicara tanpa kehabisan topik.
Tepat di persimpangan lampu lalu lintas Annchin menunjuk toko kue yang kini sudah terlihat usang. "Kau lihat toko kue itu?" Putranya mengikuti arah telunjuknya. "Ketika kau masih kecil nenek di sana selalu memberimu potongan kue yang baru saja keluar dari oven, namun kau tidak langsung memakannya."
Wang Yibo mulai tertarik, ia pun bertanya kepada ibunya. "Apa karena masih panas?"
Wanita itu menggelengkan kepala. "Kau bahkan bisa tidak memakannya sama sekali."
"Kenapa begitu, aku tidak mungkin membuangnya 'kan Bu?"
"Tidak sayang, kau anak yang baik. Sebab itu setiap kue yang selalu nenek berikan padamu, kau selalu memberinya lagi kepada orang lain." Annchin menghela napas berat. "Saat itu umurmu masih lima tahun, kau selalu menunggunya untuk memberikan kue yang telah lama kau genggam. Ketika dia datang hanya untuk mengejek mu, kau memberikan kue itu sambil tersenyum ramah."
"Mengapa dia mengejekku?"
"Karena kau tidak suka bermain dengan teman yang lain... tapi setelah itu dia ingin bermain denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You Until The End [Selesai]
Romance{BL} Hidupnya tidak akan lama lagi, Wang Yibo menarik diri dari semua orang. Siapa sangka, kalau seorang pria datang mengulurkan tangannya, memberi arti hidup yang penuh warna.