BAGIAN 14

661 90 6
                                    

Pembelajaran memberi dan menerima yang sempat dibahas dalam cerita ini hanyalah sebuah ucapan belaka. Bahkan sampai detik ini mereka tidak dapat melakukan apa-apa, bukan karena tidak tahu menahu sebab mereka telah menonton sebuah film yang bercerita tentang dua pria dalam satu hubungan cinta lalu melakukan hal konyol layaknya sepasang kekasih seperti biasanya.

Namun entah apa yang mereka rasakan, keduanya hanya menangis meratapi nasib salah satu tokoh utama yang di selingkuhi. Terutama Zhan, dia menangis tersedu-sedu memeluk lengan Yibo yang telah basah sebab air matanya. Sedangkan Yibo menggigit ujung kukunya mencoba menahan tangis yang perlahan-lahan mulai pecah.

Ya, mereka tidak berfokus pada inti pembelajaran. Itu sedikit bagus, namun demi kepentingan bersama seharusnya mereka sedikit belajar.

Lalu malam semakin larut, mata Zhan menjadi bengkak akibat terlalu sering menangis. Oleh sebab itu Yibo mencoba mengompresnya dengan air hangat agar mata kekasihnya bisa beristirahat dengan baik. Namun Zhan tidak bisa diam karena menurutnya air itu terlalu panas.

"Ini sakit," ucapnya merengek.

"Sabar sebentar, kau menangis berlebihan. Matamu menjadi bengkak seperti ini." Yibo masih mencoba menahan kain itu di mata kekasihnya.

Namun bukan Zhan jika dia tidak memberontak. "Aku tidak bisa, ini terlalu panas." Ia menyingkirkan tangan Yibo dari sana. "Kenapa tidak dengan cara lain saja?"

"Apa ada cara lain?"

"Ada, begini... aku memejamkan mataku, lalu kau harus mengecupnya secara bergantian." Lalu Zhan telah memejamkan matanya begitu cepat, itu membuat Yibo terkekeh geli.

"Jika ini yang kau mau, aku akan melakukannya." Pemuda itu akhirnya mendekat, ia mencondongkan tubuhnya ke depan untuk meraih tubuh Zhan.

Rangkulan pada pinggangnya begitu terasa hangat, Zhan hanya tersenyum merasakan hal ini hingga kedua kecupan mesra bersandar pada kelopak matanya.

"Apakah sudah merasa baik?" tanya Yibo pada Zhan.

Pria di hadapannya menggelengkan kepala. "Belum, ini masih sakit."

"Baiklah, akan ku lakukan lagi." Dia kembali maju dan mengecupnya satu persatu. Lagi dan lagi sampai Zhan merasa puas.

Akan tetapi pria itu tak pernah merasa puas, dia terus menjahili kekasihnya. Hingga Yibo yang tak tahan dengan ke-gemasan ini, dia membalas Zhan dengan cara menggelitiki pinggangnya tanpa ampun.

Zhan terus memohon agar Yibo melepaskan jarinya dari sana, akan tetapi pemuda itu tak mau mengalah.

"Ini geli, aku mohon lepaskan!"

"Tidak mau," tolak Yibo tertawa.

"Aku hampir jatuh, ini benar-benar menggelikan."

"Tunggu sebentar."

"Aaaahh!"

Bugh! Zhan terjatuh dari atas ranjang.

Yibo begitu terkejut sehingga dia langsung menggendong tubuh kekasihnya dan membaringkannya di kasur.

"Maafkan aku. Aku hanya ingin membenarkan posisimu."

"Aku tahu, tapi aku tidak tahan dengan tanganmu. I-itu membuatku geli, aah~ bokongku sakit."

"Bicara yang benar," tegur Yibo tidak tahan mendengar kata 'bokong'. Itu terlalu frontal baginya.

Zhan hanya berdecak memutar mata.

Apakah ada kata yang lebih baik?
batinnya dalam hati.

Setelah perdebatan dengan kata bokong Yibo mengambilkan obat memar lalu memberinya kepada Zhan. Namun pria itu malas sekali untuk melihat lukanya, ada saja alasan yang dia buat, baginya itu tidak akan memar.

Thank You Until The End [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang