33. Siap Mengudara

16 0 0
                                    

Aku mungkin akan merindu, namun aku juga siap menanti lama demi dapat bersua dalam temu, denganmu. — Liliana Narendra.

***

Author POV

Lili terbangun dari tidurnya, dia memindahkan tangan Sheikha yang berada di perutnya secara perlahan lalu berjalan menuju kamarnya.

Semua barangnya sudah dia kemas, bahkan beberapa sudah dia kirim ke ekspedisi tanpa sepengetahuan Sheikha, saat lelaki itu masih berlibur di Bandung.

Dia menatap fotonya bersama sang papa dan mama, "Ma, pa, Lili bakal susul kalian, Lili bakal jagain papa sampai papa sembuh, bertahan ya pa, Lili sayang papa."

Dia memasukkan foto itu ke dalam koper, dia berpindah pada foto nya bersama Randy, ditatapnya foto itu dengan senyum, "Bee, terimakasih udah sayang sama aku ya, terimakasih udah jagain aku tanpa aku minta, aku sayang kamu." Dia lalu meletakkan foto itu dalam koper.

Dia beralih pada fotonya bersama Randy dan Gino, dia tersenyum pedih, lalu tanpa kata dia memasukkan foto itu kedalam koper lalu menutupnya.

Dia memeriksa semua berkas-berkasnya sekali lagi, setelah dirasa semuanya sudah lengkap, dia memasukkannya ke dalam tas ranselnya.

Dua koper besar dan satu tas ransel dia bawa dengan pelan menuju lantai satu, dia tak ingin menimbulkan suara bising kali ini.

Begitu sampai di lantai bawah, dia meninggalkan koper dan tasnya lalu berjalan menuju kamar Bi Leni, mengetuknya pelan, "Bi, ini aku Lili."

Tak lama Bi Leni membuka pintu, "Ada apa non kesini malam-malam? Non Lili lapar?"

Lili menggeleng, "Bi, Lili mau pamit."

Bi Leni yang semula ngantuk langsung terbelalak, "Pamit kemana non? Non Lili lagi ngelindur ya?"

Lili menggeleng sambil tersenyum, "Aku nggak ngelindur bi, aku serius mau pergi, mau susul papa sama mama."

"Kok mendadak non? Berapa lama?"

Lili menggeleng, "Aku nggak tau, mungkin 4 sampai 5 tahun."

Bi Leni semakin kaget, "Non, jangan bercanda dong, nyawa bibi belum balik ini."

"Aku serius bi, aku mau kuliah disana, aku titip rumah ya bi, nanti kalau liburan, Lili bakal balik kesini kok."

"Kok mendadak sih non? Kenapa baru sekarang ngomong sama bibi nya? Tau gitu bibi masakin masakan kesukaan non kemarin."

"Lili mau kasih kejutan ke papa mama, bibi jangan bilang ke mereka kalau Lili kesana ya. Awas aja kalau mama papa sampai tau, aku bakal langsung mikir kalau itu ulah bibi, dan aku pastiin aku nggak mau balik kesini lagi." Ancam Lili.

Bi Leni ketakutan, "Jangan dong non, iya bibi nggak bakal ngomong ini ke tuan dan nyonya. Tapi non janji ya, non bakal balik kesini lagi? Non janji ya non bakal jadi anak baik disana? Non janji ya bakal bisa jaga diri disana ya?"

Lili tersenyum tulus, "Iya bi, Lili pamit ya, doain Lili." Dia menarik Bi Leni ke dalam pelukannya.

Bi Leni terisak, "Bibi pasti bakal kangen sama non."

Lili melepas pelukannya, "Lili juga, Lili duluan ya bi."

"Bibi antar ke depan ya non."

Lili mengangguk, keduanya berjalan menuju ruang tengah, mengambil koper dan berjalan menuju halaman.

Di halaman, sudah ada mobil yang terparkir, pengemudinya pun telah membuka bagasinya.

Lili menghampiri lelaki itu dengan tersenyum, "Makasih udah repot-repot kesini malam-malam gini."

Antara Kita (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang