6. Perasaan Gino

190 18 0
                                    

Jatuh cinta secara diam-diam itu hanya bibir saja yang bungkam.
Sedang hati, pikiran dan mata tidak akan pernah diam.
Terutama mata, dia selalu bercerita melebihi kemampuan bibirmu.

***

Author POV

"Bee, kamu sekarang kok overprotektif banget sih sama aku?" Tanya Lili sembari memakan snack yang baru saja dibelikan Gilda.

Gilda mengangguk membenarkan, "Iya Rand, gue jadi nggak punya waktu buat sekedar ghibah sama Lili."

"Gosib mulu, nggak ada yang lebih bermanfaat apa?" Randy mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Ih, mana gue ada banyak stock hot news tentang cogan lagi." Protes Gilda.

"Cogan?" Dahi Randy berkerut.

Gilda mengangguk, "Iya cogan, cowok ganteng. Sumpah ya gue suka banget sama pemain sepakbola timnas nomor 10, gila cool banget. Mirip banget sama mantan gue, bedanya mantan gue sukanya bola volly bukan sepakbola​. Kalau nggak percaya cek aja Ig mantan gue — "

Refleks, Lili menoyor kepala Gilda, "Ada cowok gue bege ! Lo main ceplos aja."

Gilda terkekeh, "Eh iya ada Randy, sorry ya Rand, abis nama lo sama doi hampir sama sih, Randy, Rendy."

"Jadi kenapa bee kamu jadi overprotektif ke aku? Secinta itu apa kamu sama aku hmm?" Lili kembali mengajukan pertanyaan seraya menggoda.

Sedang Randy hanya menghela nafas pasrah, sia-sia mengalihkan pembicaraan dari kekasihnya, hasilnya akan selalu sama, sia-sia.

"Aku nggak overprotektif ya, kalau secinta itu sama kamu, itu baru benar." Elak Randy.

"Ih bohong, padahal kamu kan harus ngurusin klub kamu yang bentar lagi ikut kejuaraan, ini malah ikut aku berlarian kesana kemari dan tertawa."

"Aku cuma nggak mau aja kamu kenapa-napa, lagian klub aku kan udah banyak yang ngurus."

Lili menghela nafas panjang, "Oke deh kalau enggak, mungkin cuma perasaan aku aja."

Randy mengangguk dan meminum air mineralnya.

"Tapi bee, kayaknya aku bakalan ambil libur seminggu deh." Cetus Lili yang membuat Randy tersedak dan Gilda menoleh tak percaya.

"Aduh bee kamu kenapa pakai kesedak segala sih, sini minum lagi." Ujar Lili panik dan memberikan minumnya pada Randy.

Randy meminum air itu, setelah memastikan dia baik-baik saja, dia langsung bersua, "Nggak ! Nggak ada ya libur-liburan ! Nanti kamu ketinggalan pelajaran !" Tolaknya tegas.

"Tapi aku kan pengen nyusul mama sama papa." Balas Lili cemberut.

Mendengar perkataan sang kekasih, ekspresi Randy langsung berubah sedikit panik.

"Lah, lo kenapa tumben pengen nyusul emak lo? Secara lo kan nggak pernah mau naik pesawat selama itu, hampir 22 jam. Lagian tahun baru kemarin mereka pulang kan?" Tanya Gilda yang terdengar seperti protes.

"Gue ngerasa ada yang aneh aja, tiap kali gue video call papa, nggak pernah diangkat, tiap gue tanya ke mama, bilangnya papa lagi sibuk sama kerjaannya." Adu Lili.

"Mungkin emang bener kaya gitu kondisinya sayang." Randy berusaha memberi pengertian sekaligus mencoba membuat Lili mengurungkan niatnya.

"Enggak bee, sesibuk apapun papa, dia pasti bakalan angkat video call dari aku, kalaupun enggak, dia pasti bakalan hubungin aku balik, tapi ini? Enggak sama sekali. Aneh banget."

Antara Kita (SELESAI)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz