chapter 03

7.9K 574 26
                                    

Diana pulang kerumah tepat pada jam 9 malam, Diana membuka pintu kamar nya, langkah nya terhenti saat melihat seseorang dikamar nya.

Diana tentu saja sangat kaget karena pria yang tak lain adalah suaminya berada dikamar kecil Diana, Diana menggeleng pelan, lalu memberanikan diri bertanya

"Tuan, kenapa anda berada disini? " Tanya diana sopan, pria yang semula menatap seluruh ruangan, sambil melonggarkan dasinya, seketika menoleh.

"Ouh kau sudah pulang, habis dari mana sampai pulang larut malam seperti ini" Tanya pria itu dingin, Diana menunduk takut, tapi dia heran kenapa devano bersikap seolah perduli padanya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Ouh kau sudah pulang, habis dari mana sampai pulang larut malam seperti ini" Tanya pria itu dingin, Diana menunduk takut, tapi dia heran kenapa devano bersikap seolah perduli padanya.

"Orang bertanya ya dijawab, bukan nunduk" Ucap nya kesal.
"Maaf tuan, aku ada rapat OSIS hari ini di sekolah, biasanya jika kumpul seperti itu saya memang akan pulang terlambat."

"Kenapa aku tak memiliki nomor mu, itu membuat ku kesulitan menghubungi mu!" Katanya entah berbicara pada siapa.

"Maaf tuan, saya tak memiliki handphone, tuan melarang saya, karena takut saya mengadu pada tuan besar" Itu memang benar, Diana sama sekali tak diberikan handphone, sekalian diberikan oleh ibu devano, pria itu malah membuangnya, dan beralasan pada ibunya bahwa Diana sangat ceroboh menjatuhkan semua handphone yang diberikan nya, begitu pun handphone yang diberikan ibu mertua Diana, devano bilang karena Diana terlalu asik bermain malah membuat handphone itu jatuh ke kolam.

Ibu devano tak merasa curiga sama sekali dan malah beranggapan devano sangat perhatian pada Diana, aslinya? .. Hah jangan ditanya.

Devano mengusap wajahnya frustasi "baiklah masalah itu aku akan membelikan nya nanti, tapi berhenti memanggilku tuan Diana, aku bukan majikanmu"
Ya kau bukan majikanku kau adalah suami ku, tapi kau lah yang menjadikan diriku seperti pembantumu. Lanjut Diana dalam hati, devano benar-benar membuat nya seperti pembantu, kamar diana bahkan ditempatkan dikamar para maid,

Diana menghela napas, ingin rasanya dia berkata seperti itu, tapi Diana tak berani.

"Maafkan aku, aku berjanji tidak akan mengulangi nya lagi"  Sesal Diana, devano mengangguk puas .
"Mulai sekarang ini bukan kamar mu lagi" Ujar Devano membuat Diana membulatkan matanya terkejut, 'apakah sekarang dia mengusir ku dari kamarku?'

"Apa maksud mu Dev, lalu harus tidur dimana aku setelah ini? " Tanya Diana  bingung, atau jangan jangan dev akan menempatkan dirinya digudang? Atau Dev ingin menceraikan nya lalu mengusir nya? Huh pantas saja pria itu baik terhadap nya, ternyata ini adalah rencananya?.

"Dimana lagi kalau bukan dengan ku, dikamar ku. pelayan! Pindahkan barang barang nyonya ke kamar utama " Perintah nya, aku ingin membantah, tapi aku takut dengan aura nya itu. Lalu entah sejak kapan para maid mulai berdatangan

"Tidak perlu, biar aku saja, kalian urus saja yang lain" Kataku buru buru saat kepala pelayan memberi perintah untuk para maid lainnya.

"Tidak usah nyonya, ini sudah tugas kami" Ucap kepala pelayan menunduk hormat, Diana terlonjak kaget, sejak kapan mereka menjadi sopan terhadap nya? Bahkan memanggilnya nyonya, apa ini ulah pria kejam disampingnya?

Diana StoryDove le storie prendono vita. Scoprilo ora