Bagian 15

2.8K 299 55
                                    

Pagi-pagi sekali Yifei sudah berada di depan rumah Wang Yibo. Ia ingin menemui Wang Yibo, dan meminta maaf karena kemarin ia tidak dapat mengontrol emosinya, Yifei takut jika kejadian kemarin dapat berakibat buruk bagi hubungannya dengan Yibo, terlebih lagi laki-laki itu tidak sama sekali menghubunginya.

Tok...Tok...Tok.

Yifei mengetuk pintu di depannya beberapa kali tapi pintu itu tidak kunjung terbuka, ia beralih menekan bel rumah itu dengan tidak sabaran, tapi si pemilik rumah sepertinya memang tidak ada. Ia berdecak kesal, lalu menendang pintu di hadapannya beberapa kali sebelum pergi menjauh dari rumah Yibo.

Yifei mengecek arloji di tangannya, dan ini masihlah terlalu pagi untuk Yibo keluyuran, mengingat sekarang baru pukul 7 pagi. Yifei mengambil ponsel di tas kecilnya, berusaha menghubungi Haoxuan sahabat Yibo.

"Halo" terdengar suara Haoxuan diseberang sana, laki-laki itu sepertinya baru bangun tidur, karena suaranya yang serak dan lemas sudah cukup menjelaskannya.

"Haoxuan kau tahu dimana Yibo? Aku sudah mencari ke rumahnya tapi ia tidak ada" Yifei tidak ingin basa-basi, jadi ia langsung mengatakan apa yang membuat ia menghubungi Haoxuan pagi-pagi sekali.

"Kau tidak tahu? Apa pura-pura tidak tahu?" Haoxuan mengatakannya dengan malas, ia kesal karena acara tidurnya di ganggu.

"Jika aku tahu, aku tidak akan menghubungimu" sentak Yifei dengan kesal.

"Hey santai Nona! Kau kenapa marah-marah padaku? Lagipula kekasihmu itu tinggal di rumah Xiao Zh--" Yifei mematikan sambungan telpon itu secara sepihak, tidak perduli pada Haoxuan yang bahkan belum selesai bicara.

"Xiao Zhan? Kenapa Yibo bisa tinggal di sana?" Yifei meremas ponsel di tangannya, bergegas pergi menuju apartemen Xiao Zhan yang sudah lama tidak pernah ia datangi.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Argh...pinggangku sakit sekali" dengan perlahan-lahan Yibo mencoba  memposisikan dirinya duduk di atas sofa.

"Hahh" ia bernafas lega saat berhasil melakukannya.

"Apa masih sak--Aww" Zhan yang baru datang dan berniat bergabung dengan Yibo malah disambut dengan timpukkan keras di kepalanya. Yibo yang mendengar suara Xiao Zhan baru-baru meraih remote tv yang berada di atas meja, dan saat Zhan mendekat Yibo langsung melempar remote itu, yang tepat sekali mengenai kening Xiao Zhan.

"Sakit?" Tanya Yibo pada Xiao Zhan.

"Tentu saja ini sakit" Zhan mengusap-usap keningnya. Zhan yakin akibat dari timpukan tadi meninggalkan bekas, atau mungkin saja keningnya benjol.

"Dan itulah yang pinggangku rasakan sekarang" Yibo menyenderkan punggungnya pada sandaran sofa, sedangkan tangan kirinya terus mengelus-elus pinggangnya dengan lembut.

"Ingin aku pijat?" Zhan buru-buru duduk di sebelah Yibo, tidak memperdulikan ocehan Yibo tadi.

"NO" Yibo menolak dengan cepat.

"Jangan malu-malu Yibo...biarkan aku membantumu"

"Tidak, tidak, dan tidak Xiao Zhan" Yibo dengan lantang mengatakan penolakannya, tapi bukan Xiao Zhan namanya jika ia menyerah begitu saja.

"YAK! APA YANG KAU LAKUKAN XIAO ZHAN?" Yibo berteriak heboh saat Xiao Zhan dengan kekuatan penuh mengangkat tubuhnya, dan memposisikan dirinya duduk di atas pangkuannya. Lebih parahnya lagi posisi keduanya saling berhadapan.

"Diamlah Yibo" Zhan berujar dengan lembut, menatap dengan lekat wajah cantik Wang Yibo. Sedangkan tangan Zhan dengan lembut mulai mengelus, dan memijit pelan pinggang Yibo.

Two Crazy PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang