Chapter 28

1.5K 166 18
                                    

Kring!! kring!! kring!!

Suara alarm yang menggema di seluruh penjuru ruangan, menggema memenuhi seisi ruangan sebuah kamar mewah putra dari keluarga Xiao. Namun bukannya terbangun, laki-laki tampan dengan postur tubuh ideal itu malah semakin menggulung dirinya dengan selimut, menyembunyikan seluruh tubuhnya bagaikan siput yang memasuki cangkang. Ia terlalu malas untuk memulai sebuah aktivitas rutin yang menurutnya membosankan.

Kring!! Kring!!

Bunyi alarm kembali terdengar, membuat Xiao Zhan dengan kesal bangkit dari tidurnya. Menyibak selimutnya dengan kasar, lalu menyenderkan punggungnya pada kepala ranjang. Tangan kanannya meraih jam Beker di atas nakas samping tempat tidur, dan.

Prang!!

Xiao Zhan membanting jam itu ke lantai, yang membuat jam itu terbagi menjadi beberapa bagian, dan seketika berhenti berbunyi. Suasana hatinya sedang tidak baik sejak kemarin, dan jam sialan itu mengganggu tidurnya membuat ia benar-benar kesal.

"Mati saja kau jam sialan!" Makinya pada jam beker yang teronggok tidak berdaya di atas lantai. Siapapun yang melihat Xiao Zhan saat ini pasti akan mengira bahwa ia gila, gila karena memaki pada benda mati.

Xiao Zhan kemudian beranjak dari tempat tidur. Dengan malas ia membawa kaki panjangnya melangkah ke kamar mandi, dengan menyeretnya seperti zombie.

"Kenapa kita harus mandi? Hey! Aku sudah tampan tanpa mandi" cerocosnya tidak jelas. Sepertinya Xiao Zhan memang benar-benar gila.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Langkah kaki yang terlihat tak bersemangat, hembusan nafas yang beberapa kali terdengar dengan jelas, dan genggaman tangannya semakin erat pada kedua sisi tali tas ranselnya. Wajah yang pucat dengan mata bengkaknya, membuat semua mata menatapnya bertanya tentang apa yang terjadi pada wanita cantik yang berjalan sendirian di lorong sekolah itu.

"Hey! Kau tidak apa?" Seorang siswi wanita menghampirinya, merangkul bahu wanita lainnya yang terlihat seperti mayat berjalan.

Ia mengangkat bahunya sebagai tanda bahwa ia sendiri tidak tahu, tidak tahu apakah keadaannya saat ini masih di bilang baik-baik saja, atau bahkan sebaliknya.

"Yifei wajahmu pucat" suara wanita tersebut kembali terdengar, menatap dengan lekat wajah pucat Yifei.

"Kau sakit?" Ia menempelkan telapak tangannya pada kening Yifei, dan ternyata suhu tubuh Yifei masih terbilang normal.

"Tidak panas" gumamnya pelan.

"Aku tidak apa-apa Alice" Yifei menyingkirkan tangan Alice dari keningnya.

"Kau yakin?"

"Hmmm...aku sangat yakin"

"Baiklah, aku harus pergi ke perpustakaan... selamat tinggal Yifei" Alice melambaykan tangannya sebelum menjauh pergi, dan Yifei hanya tersenyum tipis menanggapinya.

"Yifei!!" Suara seseorang kembali memanggil nama Yifei, bukan itu bukan suara Alice, tapi suara.

"Xiao Zhan" gumam Yifei pelan, saat ia memutar tubuhnya ke belakang, dan menemukan Xiao Zhan berdiri tidak jauh darinya.

Xiao Zhan terdiam untuk sesaat, ia sedang memikirkan bagaimana caranya ia menjelaskan pada Yifei. Sebuah kata sudah saling tersusun rapih di otaknya, dan saat dirasa cukup bagus, ia melangkahkan kakinya mendekat, tapi saat langkah kedua.

Two Crazy PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang