Bagian 19

2.6K 256 53
                                    

Cahaya mentari pagi yang masuk melalui celah jendela, mengusik tidur nyenyak seorang pemuda yang masih asyik memeluk tubuh kekar laki-laki lainnya. Tangan rampingnya melingkar indah di pinggang laki-laki tersebut, sebuah kaki yang tidak tahu diri menindih pahanya, bahkan Yibo tidur bukan beralaskan bantal, tapi sebuah tangan kekar yang ia jadikan bantal. Tidak tanggung-tanggung ia juga memeluk tubuh kekar itu seperti guling dengan begitu posesif, tapi anehnya si empu tidak merasa terganggu, dan masih tertidur pulas dengan posisinya yang terlentang dengan ditindih tangan, dan kaki Wang Yibo.

Selang beberapa menit secara perlahan kedua kelopak mata itu terbuka, dan hal pertama yang Yibo lihat adalah seorang laki-laki yang tertidur pulas disampingnya. Yang tentu saja ia tahu orang itu adalah Xiao Zhan, namun entah bagaimana walaupun dilihat dari samping seperti ini sosok Xiao Zhan masihlah terlihat tampan. Bagaimana bisa? Coba lihat bibir tipis yang sedikit terbuka, hidung mancung, dan jangan lupakan rahang tegasnya yang begitu menggoda sehingga membawa sebuah tangan terulur untuk menyentuhnya.

Wang Yibo memainkan jari-jari lentiknya di rahang tegas milik Xiao Zhan, menggerakkan tangannya dengan random sebelum berpindah, dan berhenti di atas permukaan bibir Xiao Zhan.

"Lembut" gumam Yibo dengan pelan saat jari tangannya mengusap-usap bibir Xiao Zhan. Namun karena kelakuannya itu membuat tidur Xiao Zhan sedikit terusik, dan membuat Wang Yibo hampir jantungan karena saat ini Xiao Zhan berbalik ke arahnya, dan membuat mereka berdua saling berhadapan. Tak ayal hal itu mampu membuat Yibo diam terpaku menatap wajah Xiao Zhan yang begitu dekat dengannya, bahkan hembusan nafas hangat Xiao Zhan menerpa wajahnya, sehingga membuat pipi chubby Yibo memerah, dengan bibirnya yang mengulum senyum tipis.

"Oh astaga...aku seperti anak gadi yang jatuh cinta" ujar Yibo menjerit dalam hati.

Setelah mengumpulkan kesadarannya Yibo malah dengan berani meringsut maju, mengikis jarak diantara keduanya, lalu membenamkan wajahnya di dada bidang Xiao Zhan sedangkan tangannya memeluk Xiao Zhan dengan erat. "Aku baru sadar bau tubuhmu sangat enak"

Yibo terkekeh pelan, ia merasa geli sendiri dengan kelakuannya yang aneh. "Jangan bangun dulu! Aku ingin mengatakan sesuatu" ujar Yibo dengan nada suaranya yang tidak terlalu jelas karena ia masih menyembunyikan wajahnya di dada bidang Xiao Zhan.

"Baiklah, katakan apa yang ingin kau katakan" ujar Xiao Zhan didalam hati, membalas ucapan Yibo. Xiao Zhan sudah terbangun sejak tadi sebenarnya, ia terbangun karena merasakan sebuah tangan mengelus rahangnya, dan kemudian memainkan bibirnya. Ia juga ingin membalas pelukan Yibo, tapi ia urungkan karen takut Yibo curiga. Zhan mencoba membuka sedikit matanya, berusaha mengintip apa yang akan Yibo lakukan selanjutnya, namun saat melihat Wang Yibo sedikit menjauhkan wajahnya dari dada Xiao Zhan, lalu mendongakkan wajahnya, Xiao Zhan dengan cepat menutup matanya kembali, dan setelahnya.

Plak!

"Aww" Xiao Zhan meringis sakit saat jari lentik milik Wang Yibo menganiaya dahinya, Wang Yibo baru saja menyentil dahi Xiao Zhan dengan keras sehingga meninggalkan ruam kemerahan di sana.

"Bangunlah sialan! Aku tahu kau sudah terbangun sejak tadi" ujar Yibo di iringi kekehan menyebalkan miliknya.

"Sialan! Dari mana kau tahu aku sudah bangun?" Xiao Zhan terlihat kesal saat mengatakannya, tatapan matanya tertuju pada Yibo yang kini duduk bersandar pada kepala ranjang.

"Itu tidak penting, lebih baik kau bangun, dan bersiap-siap pergi ke kampus" ujar Yibo tidak berniat menjelaskan pada Xiao Zhan. Yibo tahu Xiao Zhan sudah terbangun saat ia mendongakkan wajahnya, ia tidak sengaja melihat kelopak mata Xiao Zhan yang akan terbuka, tapi kemudian tidak jadi. Yibo yang merasa curiga akhirnya menyentil dahi Xiao Zhan dengan keras, dan akhirnya si empu meringis sakit.

Two Crazy PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang