BAB 32 : Genggam atau Rangkul?

68.9K 7.2K 127
                                    

Maaf yah semuanya updatenya lamaa (。•́︿•̀。)
Aku lagi buntu ide (╥﹏╥)

Maaf yah semuanya updatenya lamaa (。•́︿•̀。)Aku lagi buntu ide (╥﹏╥)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk kedua kalinya malam ini Arsen kesal. Belum hilang rasa kesalnya mendengar ucapan Nayara yang menyebut dirinya sendiri bukan siapa-siapa dan sekarang dia harus merasakan kesal lagi melihat dua orang lawan jenis yang sedang mengobrol dengan serunya di depan sana.

"Santai aja, Pak, liatnya" kata Rakka yang melihat Arsen menatap tajam Nayara dan Nino yang sedang berbicara satu sama lain.

Arsen mengabaikan ucapan Rakka yang meledeknya. Dia terus menatap tajam Nayara dan Nino di depan sana. Bahkan dia sampai lupa kalau ada Kaila juga di sana saking fokusnya dia menebak-nebak apa yang dibicarakan Nayara dan Nino.

Tatapan Arsen yang sudah tajam menjadi semakin tajam ketika dia melihat Nino yang tertawa pada ucapan Nayara. Hal itu semakin membuat Nayara dan Nino terlihat akrab di matanya.

Apa yang sedang mereka bicarakan?

Arsen tidak suka, sangat tidak suka melihat kedekatan Nayara dengan Nino. Bukankah wanita itu seharusnya marah dan kesal bertemu Nino karna Nino adalah sang pencetus ide taruhan dulu? Tapi kenapa mereka malah terlihat akrab satu sama lain?

Rakka yang tau sahabatnya itu kesal, mengajak Arsen menghampiri tiga orang di depan sana yang sedari tadi menjadi objek mata mereka.

"Samperin aja yuk, Pak. Daripada mata lu copot saking tajamnya lu natap mereka"

Tepat setelah Rakka selesai berbicara, dengan langkah pasti dan lebar, Arsen berjalan meninggalkan Rakka dan menuju tempat Nayara, Kaila dan Nino berdiri. Rakka yang ditinggal sendirian menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Orang kalau udah cemburu gitu. Maen tinggalin aja" kata Rakka, lalu menyusul Arsen yang sudah menjauh darinya.

Arsen berjalan dengan langkah pasti dan lebar menghampiri Nayara. Ketika sampai, Arsen langsung mengambil tempat berdiri di sebelah Nayara. Dengan nada yang dibuat setenang mungkin, Arsen berkata, "Lagi ngomongin apa? Keliatan seru dari tadi"

Seketika Nayara langsung menolehkan kepalanya dan terkejut melihat Arsen saat ini sudah berdiri di sampingnya.

"Ngapain ke sini?" tanya Nayara yang kesal karna Arsen menghampiri dia lagi.

"Gak boleh?" Arsen balik bertanya.

"Gak"

"Saya gak boleh di sini, di dalam acara perusahaan Papa saya sendiri?" tanya Arsen lagi, pura-pura tidak mengerti maksud ucapan Nayara.

"Ck, bukan itu maksudnya"

"Terus?"

"Kamu gak boleh di sini. Berdiri di sini. Depan saya"

"Kenapa? Setau saya gak ada larangan berdiri di sini. Di depan kamu" balas Arsen masih dengan suara yang tenang walaupun rasa kesal masih belum hilang di dadanya.

Enchanté, Ex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang