BAB 46 : Tidak Seburuk Di Dalam Pikiran

50.5K 5.8K 215
                                    

Hai~ Haii~ Haiii semuanyaaaa~
Siapa kemaren yang kaget??? HAHAHA
Maaf yah kemaren bikin kaget. Gak cuma kalian kok yang kaget, aku juga kaget karna salah pencet 🤣
Silahkan dibaca semuanya~ Kali ini beneran, gak salah pencet 
😂

 Gak cuma kalian kok yang kaget, aku juga kaget karna salah pencet 🤣Silahkan dibaca semuanya~ Kali ini beneran, gak salah pencet 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semoga nenek kamu suka sama bunganya" ujar Nayara sambil menatap lekat buket bunga tulip dalam dekapannya. Saat ini dia sedang berada di dalam mobil Arsen menuju rumah laki-laki itu.

Tadi, setelah selesai makan siang, Nayara begegas kembali ke toko bunga untuk membuatkan buket bunga untuk Oma Rhea, neneknya Arsen yang akan ditemuinya hari ini. Arsen tentunya sudah berkali-kali bilang pada Nayara kalau tidak apa-apa tidak membawa kado atau apapun untuk diberikan pada neneknya, namun Nayara tetap kekeuh ingin kembali ke toko bunga dan membuatkan satu buket bunga untuk Oma Rhea.

Masa gue gak bawa apa-apa? Kan gue mau kasih kesan yang baik di pertemuan pertama.

Akhirnya, mau tidak mau Arsen menyetujui keinginan Nayara. Tapi... ada tapinya, dengan satu syarat yaitu Nayara harus diantar oleh Pak Nana, supir pribadi Om Tristan, menggunakan mobilnya. Seperti yang dilakukan sebelum-sebelumnya, Nayara tentu menolak syarat Arsen, tapi laki-laki itu tetap memaksanya. Bahkan, Arsen mengancam akan mengikutinya dari belakang jika Nayara tetap bersikeras pulang naik taksi. Jadilah, Nayara kembali ke toko bunga dengan mobil Arsen dan disupiri Pak Nana.

Oh, iya! Mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa bunga tulip? Kenapa bukan bunga lainnya? Jawabannya adalah...

"Sama kayak kamu. Oma paling suka tulip"

Iya, sebelum pergi meninggalkan kantor Arsen, kembali ke toko bunganya, Nayara sempat bertanya pada Arsen dan dari sanalah Nayara mengetahui bunga kesukaan Oma Rhea.

Arsen yang sedang menyetir melirik sekilas Nayara, sebelum membalas, "Pasti suka".

Nayara menolehkan kepalanya menatap Arsen. Tidak terpengaruh sama sekali dengan balasan Arsen yang sangat positif itu.

"Sok tau. Kalau gak suka gimana?"

"Gak mungkin"

"Kenapa gak mungkin?" Nayara balik bertanya. Dahinya mengerut bingung. Kenapa Arsen sangat yakin neneknya akan menyukai buket bunga tulip buatannya? Padahal, Nayara, si pembuat buket bunganya saja tidak seyakin itu.

Bisa dibilang ini pertama kalinya Nayara tidak percaya diri pada apa yang dibuatnya. Tidak ada yang salah dengan buket bunga tulip buatannya. Buket bunga itu cantik, seperti buket-buket bunga yang biasa dia buat. Namun, entahlah, Nayara juga tidak tau kenapa dia jadi tidak percaya diri seperti ini. Mungkin karna Nayara tidak mau berekspektasi terlalu tinggi? Ya, mungkin karna itu.

"Karna buket bunganya kamu yang buat" jawab Arsen, lalu menolehkan kepalanya sekali lagi, menatap Nayara sambil tersenyum.

Nayara mendengus kesal mendengarnya,"Kamu bisa serius gak sih, Ar, jawabnya"

Enchanté, Ex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang