BAB 44 : Shocking Invitation

58.6K 5.6K 140
                                    

HAAAAAIIIII~ (。^o^。)ノ
Masih pada simpen cerita ini? Atau udah ada yang apus karna salah paham sama karyakarsa? Oke, aku klarifikasi lagi soal karyakarsa yah ((anjay gaya beud bahasanya klarifikasi wkwk))
-
Cerita ini akan tamat di wattpad dan gak akan aku apus, karna aku udah mutusin buat gak terbitin jadi buku. Untuk karyakarsa aku gunain untuk extra bab/part aja dan kalau gak dibaca pun gak akan ngaruh ke jalan cerita di wattpad. Jadi, tenang semuanya kalau gak beli, gak masalah ^-^)b
-
Untuk extra part after ending, rencananya aku akan kasih 2 extra part di wattpad dan 5 extra part di karyakarsa sebagai ganti aku gak terbitin jadi novel dan gak akan aku apus di wattpad. Gimana? Setuju? Tapi ini masih rencana sih, bisa berubah tergantung mood wkwk. Doain baiknya aja nanti. Sekarang silahkan dibaca~ (●'◡'●)ノ♥

"Halo"

"Halo. Kamu udah di mana?"

"Aku udah di lobby. Mau ke resepsionis"

"Tunggu. Aku jemput"

"Gak usah. Aku langsung ke ruangan kamu aja"

"Aku jemput. Tunggu di sana, oke?"

"Oke. Dasar tukang paksa"

"Hahaha~ Aku tutup yah. Love you"

"Hmm"

Setelah Arsen menutup panggilan telponnya, Nayara yang sebelumnya sedang berjalan menuju resepsionis untuk menukar kartu identitasnya dengan kartu akses lift, membelokkan kakinya ke arah sofa yang berada di sisi kiri lobby.

Jujur, Nayara belum terbiasa mendengar satu kata 4 huruf yang diucapkan Arsen tadi, meskipun dia sudah menjalanin hubungan ini selama sebulan dengan Arsen. Kalau ada yang bertanya hubungan seperti apa yang dijalaninya dengan Arsen, Nayara juga tidak tahu. Jika hubungannya dengan Arsen disebut pacaran, tapi Arsen tidak pernah mengajaknya berpacaran. Arsen hanya mengutarakan perasaannya dan Nayara memutuskan untuk mencoba percaya padanya dan membuka hati. Jadi, terserah apapun sebutannya hubungan mereka ini, Arsen dan Nayara hanya menjalaninya saja.

Saat sedang menunggu Arsen, tiba-tiba muncul suara orang yang bertanya.

"Mau interview yah, Mba?"

Nayara mengangkat wajahnya dari hp, lalu melihat ke asal sumber suara. Di depannya, duduk 4 orang berpakaian rapih yang terdiri dari 1 laki-laki dan 3 orang perempuan. Melihat 4 orang di depannya sedang menatap dirinya, Nayara pun bertanya, "Maaf. Anda bertanya ke saya?"

"Iya, Mba" jawab wanita berambut hitam, lurus dan berpotongan pendek sebahu, yang tadi bertanya padanya sambil tersenyum sopan.

Dalam hati Nayara bertanya, apakah pakaiannya hari ini seformal itu, sampai wanita di depannya mengira dia mau interview? Menurutnya, pakaiannya hari ini tidak terlalu formal. Hanya atasan kemeja berwarna linen yang lengannya digulung sedikit dan celana panjang coklat, ditambah tas selempang berwarna hitam.

Gak terlalu formal kan?

"Oh, bukan. Saya bukan mau interview" Nayara menjawab pertanyaan wanita tadi tidak kalah sopannya.

"Kalau begitu, karyawan baru, Mba?" Kali ini laki-laki yang berada di ujung sofa yang bertanya.

"Bukan juga. Saya lagi nunggu... seseorang"

"Oh, ada temen mba yang kerja di sini?" Sekarang giliran wanita berambut coklat yang bertanya pada Nayara. Mereka dengan kompak berganti-gantian bertanya pada Nayara.

Belum sempat menjawab, suara Arsen lebih dulu masuk ke telinganya dan membuat Nayara refleks menolehkan kepalanya.

"Sayang, maaf lama" ucap Arsen.

Enchanté, Ex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang