Part 4 - Lelap

1K 190 40
                                    

Yibo, sejak malam taruhan harga dirinya bersama gadis populer, belum lagi ia menginjakkan kaki disana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yibo, sejak malam taruhan harga dirinya bersama gadis populer, belum lagi ia menginjakkan kaki disana. Ini sudah lebih dari seminggu. Yang ia tahu ia marah, tapi harusnya ia senang karena ia yang menang waktu itu.

Yang semakin mengesalkannya bukan karena ucapan dam kemarahan rekan-rekannya itu. Ia tak peduli soal itu selama ia merasa ia benar, ia memang sering tak memperdulikan siapapun. Masa bodoh. Tapi tatapan berkaca manik bulat milik gadis itu lah yang  benar-benar membuatnya kesal. Masalahnya , manik marah bercampur sedih itu terus saja memutar di memorinya setiap hari. Seperti kaset lama yang hanya berisi satu lagu namun diputar setiap hari tanpa henti.

Rasanya, ingin ia mencakar kepalanya sendiri yang terus memutar hal malam itu.

Sama dengan malam ini. Ia sedang bermain game dikamarnya, tapi manik itu mengganggunya lagi.

"Aaah"

"Aku bilang juga main barbie saja sana"

"Malah berani menantangku"

Game yang ia mainkan jadi terganggu karena hal terus berulang di memorinya, membuatnya kalah telak barusan.

"Dasar perempuan suka sok kuat"

"Ujung-ujungnya menangis juga"



Kegiatannya hari ini sudah selesai bahkan sejak jam 3 sore tadi, namun ia langsung kembali ke rumah. Biasanya ia sering membuat janji dengan rekannya jika santai begini, bertaruh di sirkuit diluar jadwal pertemuan rutin mereka.

Tapi ia masih malas sekarang. Karena hal itu. Dan ia kesal.

Pemuda itu meninggalkan monitor game -nya tadi, berjalan menuju balkon kamarnya. Disisi lain, ia merasa bosan juga.

"Huuuuhh" Yibo membuang nafasnya kasar sambil melihat tanam mini dibawah balkon kamarnya itu.

"Kenapa aku yang jadi membatasi kegiatanku?"

"Gilaa!"



"Harusnya perempuan itu yang malu"

"Dia yang harusnya keluar"



"Aku sudah lebih dulu disana"



Sinisnya pada dirinya sendiri setelah memikirkan beberapa hal di balkon itu. Sesaat pemuda itu berganti pakaian dan pergi dengan suara motor menggelegar meninggalkan garasi.

 Sesaat pemuda itu berganti pakaian dan pergi dengan suara motor menggelegar meninggalkan garasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RaceWhere stories live. Discover now