Part 14 - Lelaki

1.4K 167 104
                                    

Sebelum pertemuan di bandara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum pertemuan di bandara...

"Selamat Sore" seorang pemuda dengan penuh percaya diri melangkah masuk pada sebuah ruangan kantor, diantar oleh seorang wanita cantik berpakaian formal.

"Sore" sambutan itu tak terdengar hangat sama sekali, namun ia berdiri dengan tatapan menghujam, pijakan kakinya yang sama sekali tak terdengar, menuju pada sebuah sofa ditengah ruangan. Lalu ia duduk lebih dulu disana, menyilangkan kaki.









"Duduklah!" dengan gaya tuan rumah yang menampilkan kekuasaannya, lelaki paruh  baya itu mempersilakan.

Tak gentar sama sekali raut pemuda jangkung yang meski kehadirannya sebagai tamu disana, wajah dinginnya tak mau ia tanggalkan dari wajah tampannya itu. Ia melangkah santai lalu duduk di sofa yang berhadapan dengan si tuan pemilik ruangan.

"Saya Wang Yibo"

"Langsung saja pada intinya, anak muda"

"Itu lebih bagus!" jawaban pemuda ini cukup membuat rahang si tuan pemilik ruangan itu mengeras, meski berusaha ia kontrol dengan baik.

"Saya dan putri Anda sudah memutuskan untuk bersama"

"Putri Anda menginginkan saya, saya pun sama" ucapnya mantap dengan kontak mata yang mantap.

"Saya hanya mau bilang kalau saya tidak bermain-main"

"Putri Anda yang pertama bagi saya"

"Saya akan menjaganya"





Lelaki paruh baya yang tampak penuh kuasa itu tertawa yang memberi kesan mengejek pemuda didepannya ini.

"Begini caramu meminta restuku, anak muda?" sinis figur Ayah Lisa itu.

"Saya sedang tidak meminta restu, tapi hanya memberi kabar tentang putri Anda yang seharusnya Anda tahu"

"Dan sebagai seorang lelaki, saya lah yang harus menyampaikan langsung kabar baik ini pada Anda, bukan Putri Anda"

"Setidaknya agar kita saling kenal dan Anda tahu dengan siapa putri Anda saat ini"



"Kepercayaan dirimu tampaknya terlalu melambung tinggi " jelas nada tak suka dan kesal terdengar dari si tuan rumah.

"Kau harusnya tak hanya modal percaya diri, tapi juga harus punya sopan santun"

"Sopan santun seperti apa yang Anda harapkan dari lelaki putri Anda ini?"

Nada rendah dan penuh kontrol dari Yibo semakin menggores ego lelaki arogan itu.



"Apa Anda sangat ingin saya meminta restu pada Anda untuk hubungan kami?" Yibo tersenyum sedikit dengan dingin diakhir kalimat tanyanya tersebut.

RaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang