Dua manusia pembalap muda itu sudah saling mengenal bahkan sebelum bertemu.
Terbawa oleh persepsi masing-masing tentang satu sama lain, meski tanpa dasar.
Kenapa terlalu dingin?
Ucap itupun terlalu sinis.
Padahal baginya, balapan ini bukan untuk s...
Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
"Cut!!"
"Yaa good job, Lisa"
"How perfect you are"
"Thank you"
"Terimakasih semuanya"
Seorang asisten mendekat pada Lisa yang masih memberi salam terimakasihnya pada semua yang terlibat dalam sebuah pemotretan iklan untuk sebuah produk multi vitamin. Asisten tersebut segera membantu memberikan minuman serta menyeka keringat si gadis yang masih memberi senyumannya pada semua disana.
Sudah lebih dari empat jam ia melakukan pemotretan ini, tapi ia masih ada agenda diluar profesi utamanya. Dari sini ia akan langsung menuju sebuah ballroom, hadir sebagai pembicara tamu didepan banyak anak muda.
"Langsung berganti baju dulu, Lisa"
"Iya"
"Sepertinya nanti kau harus makan siang di mobil soalnya ini agak melewati jadwal seharusnya, takut telat tiba disana"
"Kak, boleh tidak aku ingin makan pizza hari ini?"
"Lisa, menu-mu untuk dua minggu kedepan tidak boleh diganggu gugat. Ini sudah mendekati jadwal race lagi" sang manager bersuara.
Lisa tampak sedikit kecewa.
"Iya, baiklah"
"Jangan sedih begitu wajahmu, Lisa. Aku tidak tega tapi demi kesehatanmu, kau harus!"
"Iyaa, Kak. Aku tahu"
"Lisa, apa kau tetap akan bergabung dengan para pemuda sirkuit itu?
Lisa mengangguk.
"Kenapa?"
"Mereka semua pria, Lisa"
"Kau harus hati-hati"
"Apalagi ada dua rider profesional disana, jangan sampai muncul cerita yang aneh-aneh nanti"
"Entahlah sejujurnya aku masih keberatan kau bergabung disana"
"Hahaa, aman Kak, tenang saja"
"Masalahnya juga, kau sudah terlalu sibuk Lisa"
"Kenapa malam pun harus bergabung disana lagi, balapan lagi"
"Beda Kak"
"Balapan disana untuk senang-senang"
"Justru kalau cedera atau accident itu akan lebih bahaya"
"Jangan menakutiku begitu" rengek Lisa.
"Kan tidak setiap malam juga, Kak"
"Iya tapi kau selalu kesana dalam keadaan yang sebenarnya sudah lelah seharian"
"Aku tak akan memaksakan diri kalau memang lelah, janji!"
"Terus katanya si manusia dingin sombong itu sinis padamu. Eh kurasa bukan hanya sinis tapi juga kasar padamu"
