VI. CRAZY JUNG.

416 88 14
                                    

Plak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plak!

Lagi-lagi satu buah tamparan melayang di pipi tirus Jessie, membuat wajah gadis itu menoleh mengarah samping. Jessie terdiam sejenak, tak lama ia melihat kembali kearah Crystar Jung. Sang ibu tiri.

Tertangkap dari manik mata tajamnya, melempar tatapan tak suka pada Jessie. Itu sudah biasa bagi gadis itu.

Bodohnya, dia sama sekali nggak bisa melawan karena sadar, yang dilawannya ini orang tua. Gadis itu merasa tak pantas jika harus lancang terhadap orang yang lebih tua darinya yang bahkan, berstatus sebagai ──Ibu Angkat──

"lepaskan Jack buat Runa. Jessie," tuntut Crystar, menunjuk wajah anak tirinya. Jessie menyeringai, tak setuju dengan tuntutan Crystar terhadapnya. Dia maju untuk melawan.

Dia nggak pantas mengalah lagi karena tak punya hubungan sedarah dengan Runa, ataupun Jaehan.

"Tante── oh? Mama? Aku udah banyak mengalah selama ini ..." lirih Jessie perlahan,  "JADI BEBASKAN AKU BUAT MENGAMBIL HAK, YANG SEHARUSNYA PUNYAKU. BUKAN ANAKMU!" Bentaknya tepat di wajah Crystar.

Bruk!

Tubuh kurus Jessie terhuyung dan terjatuh di lantai rumah, ia menatap sinis Crystar. Wanita itu tersenyum puas, mendekati sang anak tiri, bertumpu di depannya. Tangannya meraih dagu kecil milik Jessie, mencengkramnya kuat. Membuat wajah gadis itu mendongak.

"Ah, kamu sama seperti ibumu. Lemah." Crystar tertawa sinis, melepas kasar cengkramannya di dagu Jessie. Alhasil, membuat wajah gadis itu menghadap ke kiri.

Crystar beranjak pergi dari ruangan itu, kata terakhirnya ialah melalui sebuah panggilan telepon.

"Tolong beri gadis ini pelajaran, biar dia sadar. Dia berhadapan dengan siapa sekarang"

"..."

"Baik, terimakasih banyak," seulas senyum di bibirnya. Setelah itu, Crystar benar-benar pergi dari kamar Jessie.

Crystar hanya tinggal menunggu aksi anak buahnya, untuk menyelakai anak tirinya, nanti. Sebut saja Crystar kejam, dia tak peduli. Jennifer sudah merebut Kei darinya, maka ini pula balasannya.



Lagi pula ... anak itu, bukanlah anak kandung dari Kim Kei.

Crystar kadang merasa miris dengan anak itu, dibohongi ibunya selama ini. Anak itu hasil tindakan tercelanya dengan sang mantan kekasih bukan? Kim──

"NONA, GAWAT! KONDISINYA MAKIN MEMULIH!"

Terlukis seringai dibibir wanita itu, "Waktunya akan tiba,"

"Antar aku ke rumah sakit, aku ingin ...











Membunuhnya? Dengan tanganku sendiri, mungkin?"

Membunuhnya? Dengan tanganku sendiri, mungkin?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PRANG!

"Ah, s-sakit ..." Jessie mengiris pelan. Dia tengah memunguti bekas pecahan vas bunga yang berada di kamarnya, namun sial, tangannya tertusuk rempahan beling. Sehingga cairan berwarna merah keluar dari telapak tangannya, begitu banyak.

Jessie sigap mengambil perban, menahan darahnya agar tak banyak keluar. Jika dirasakan, ini benar-benar sakit. Air mata itu lolos kembali── turun hingga membekas basah di pipi.

Kenapa hidupnya semalang ini? Andai sewaktu itu, Jessie saja yang dicelakai oleh Crystar. Bukan sang ibu. Pasti hidupnya tenang, dan memilih ke jalan menuju surga. Dia ingin hidup tenang.

Begitu pula kehidupan ibunya.

Jessie tak kuasa menahan sakitnya, bahkan beberapa jam yang lalu. Dia habis-habisan di tampar, di injak, di tendang, dan di cambuk oleh orang suruhan Crystar. Jessie begitu tersiksa jika harus bertahan hidup.

Jessie meraih pecahan beling, mendekatkannya pada perpotongan leher, "Kalau begini, gue bisa tenang 'kan??"

BRAK!

Pintu kamarnya di dobrak keras oleh Runa. Gadis itu mengerutkan dahinya sambil berjalan kearah si Kakak, membuat pecahan beling di tangan Jessie terjatuh kembali di lantai. Runa tak segan-segan menarik kasar surai coklat blonde milik sang Kakak, sampai membuat kepalanya mendongak keatas. Jessie sudah tak bertenaga lagi untuk memberontak.

Dia sudah lemas tak berdaya. Hanya menerima kekerasan dari si Adik.

"PUTUSIN KAK JACK, SEKARANG!" Bentaknya di depan wajah sang kakak, sama seperti apa yang dilakukan Jessie sebelumnya dengan Crystar. Jessie menanggapi adiknya dengan gelengan pelan.

"Nggak bisa ..." lirihnya.

Perhatian Runa teralihkan dengan bekas pecahan vas bunga, dia mengambil pecahan itu tangkap. Tanpa aba-aba lagi, gadis itu melayangkan pecahan vas bunga mengarah leher Kakak tirinya.

Tangan Runa bergetar melihat banyak darah di perpotongan leher kakaknya itu, keluar bak air mancur yang biasanya tersedia di taman dekat rumahnya. Runa menjatuhkan pecahan vas itu asal.

"U..-Una ... tohlong, Ka-" ucap Jessie diiringi hembusan napasnya. Berasa dirinya sedang di titik kehabisan napas.

Runa menggeleng-geleng, masih shock dengan perlakuannya sendiri. Tak sempat menolong, dia malah lebih ingin melarikan dirinya dari hadapan si Kakak. Keluar dari kamar tergesa-gesa.

"Ahkk-" Jessie masih terus memegangi lehernya, menyeka aliran darah yang keluar. Mau bagaimana pun juga, ia harus bertahan.

Demi ibunya.

Demi ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Crystar Jung─ Divisualisasikan oleh Krystal/Chrystal Soo Jung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Crystar Jung
─ Divisualisasikan oleh Krystal/Chrystal Soo Jung.




──

ngefeel nggak?

You Right, Jake Jay✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang