VIII. ABOUT JESSIE.

415 91 8
                                    

Jay mengelus lembut punggung tangan gadis yang tengah berbaring sembari memejamkan mata di kasur yang tersedia, dia masih belum sadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jay mengelus lembut punggung tangan gadis yang tengah berbaring sembari memejamkan mata di kasur yang tersedia, dia masih belum sadar. Hati Jay terasa tenang saat mengetahui kabar dari dokter bahwa penanganannya sukses, cuma gadis ini mengalami masa koma kecil. Antara 2-3 hari lagi ia akan sadar dari komanya.

Jay membalikkan tangan si gadis, perhatiannya tertarik pada garis berwarna merah muda bak sayatan pisau itu di sisi tangan Jessie. Jay sebagai pendirian selalu ingin tahu, melipat gulungan tangan baju bermotif biru polos. Mata elang itu mendelik.

Jay mengerutkan dahinya, "Apa ini?"

BRAK!




















"BRENGSEK JAYENDRA!"

Cowok itu terjatuh ke ubin lantai kamar inap Jessie, agak meringis seraya menyentuh pipinya bekas hantaman keras dari seseorang yang ia kenal. Oh? Jack.

Kekasih dari Jessie, tersulut emosi setibanya di kamar tempat Jessie di rawat. Ia menghantam Jay, tak peduli status pria itu sebagai sahabatnya. Dia benar-benar murka, bagaimana bisa ponsel Jessie berada di tangannya dan pria itu silent dan mematikannya.

Apa maksudnya? Benar-benar cari mati.

Jay beranjak dari lantai ubin, menarik kerah baju milik Jack. Melayangkan kembali jotosan pada wajah tampan si pria berkebangsaan Australia itu, membuatnya tersungkur. Luka dan di wajah mereka berdua berada dimana-mana.

"BANGSAT!" teriak Jay.

"WOI, TAU KONDISI! JESSIE LAGI SAKIT DAN LO BERDUA BISA-BISANYA BERANTEM DISINI? GUARD ARJUNA, BAWA MEREKA BERDUA KELUAR!" Bukan Jack maupun Jay, itu ialah suara Caesar. Menyudahi perkelahian mereka.

"Baik, tuan Zhong." Si Bodyguard membungkuk hormat, kemudian menyeret keduanya pergi dari kamar Jessie.

Padahal Caesar baru saja kembali dari acara membeli bubur Ayam, rencana ingin memakan bersama dengan Jay. Tadinya. Tapi malah diricuhkan oleh Jack, pacar Jessie. Terpaksa Caesar memakannya sendiri.

Lagi pula mereka itu tidak tahu situasi dan kondisi, rumah sakit tempat pemulihan. Bukan tempat orang untuk kelahi, sebaiknya mereka berdua berlari di pinggir jalan sana sembari berkelahi hingga menjadi sarana tontonan orang sekitar. Saran Caesar.

Dia nggak paham lagi. Atau Jack yang salah paham, lalu memulai perdebatannya?

Soalnya Caesar melihat sosok Jack masuk ke dalam kamar inap Jessie yang tak lama kemudian terdengar suara ricuh, sampai terdengar di penjuru rumah sakit. Beruntung mereka berdua tidak diusir oleh satpam.

Caesar menduduki bokongnya pada kursi── bekas diduduki Jay, tadi. Caesar memandang temannya yang tengah berbaring itu, "Liat dua cowok lo pada ribut. Bangun yuk, Jes. Lo bertindak nenangin salah satunya," ujar Caesar seraya mengelus surai sahabatnya.

You Right, Jake Jay✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang