IX. VENDETTA' KIM.

374 85 7
                                    

"LO UDAH GILA, HAH?! JAWAB ANJING!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"LO UDAH GILA, HAH?! JAWAB ANJING!"

Runa terdiam, menunduk ke bawah menatap rerumputan di bawah kakinya. Hati gadis itu seakan terhanyut mendengar bentakan dari Caesar. Ini memang salahnya, menutup wajah Jessie dengan bantal sehingga dia merasakan sesak napas.

Tapi dia tidak terima. Runa, harus memastikan Jessie benar-benar mati di tangannya. Dia mengakui, tindakannya sudah gila. Tapi apa boleh buat? Ibunya mengajarkan dia untuk tak terlalu berbaik hati kepada insan. Sampai akhirnya mereka merusak perasaan kita.

Tapi jujur, tindakan Runa tidaklah benar. Dia sudah terlahir menjadi orang jahat.

Jessie, gadis itu sempat menjalani masa kritis tadi. Detak jantungnya berhenti sedetik, tapi takdir berkata lain. Gadis itu bisa selamat, dengan tanganan dokter.

Caesar hanya bisa berpikir 1001 alasan, mengapa saudara tiri dari Jessie ini semakin gila? Dan kriminal.

Caesar menyisir rambutnya kebelakang, "Di otak lo itu ada apa, sih? Yeruna?" tanya Caesar, dia tak heran lagi. Dari banyak perlakuan Yeruna terhadap Jessie, dia tak ada puasnya melakukan ini lagi dan lagi pada sang Kakak.

Padahal Jessie sudah mengalah beribu kali. Memenuhi keinginan sang adik, bahkan pacar pertamanya. Orang yang disayang. Bahkan satu lagi, membuat orang menjadi benci Jessie. Amat.

"JAWAB GUE, IBLIS!" bentak Caesar, sekali lagi.

"Udah, jangan kasar gini Sar. Tahan dulu emosi lo," ucap Azriel nenangin.

Bak angin lewat, dia tak memedulikan perkataan temannya. Azriel tak mengetahui pasti masalahnya, pikir Caesar. Yang dia harus beri pelajaran ini ialah Yeruna, agar dia tau begitu berartinya Jessie untuk Caesar.

Bukannya minta maaf atau mengakui kesalahannya, Runa malah mengelak. Dan menghina kakaknya, tentu membuat Caesar geram. Tapi berusaha menahannya.

"BERHENTI BELAIN DIA! KAK CAESAR, SADAR!! AKU DISINI LEBIH SUCI, DARIPADA KAK JESSIE. DIA. ITU. CEWEK. MURAHAN."

Plak!

"JAGA OMONGAN LO YA! JESSIE NGGAK BEGITU." Sudah habis kesabaran Caesar, terus dibuat geram oleh gadis yang berhadapan dengannya ini.

Runa membelai pipinya, matanya berkaca-kaca menatap kearah Caesar kecewa. Cowok itu hanya bisa tertawa sinis, sampai akhirnya membuat gadis itu membungkam.

"Kenapa? Bukannya lo udah sering lakuin ini sama kakak lo? Gimana rasanya, Yeruna? Sakit kan? GUE BILANG SADAR!" Caesar mendorong tubuh ramping itu, sampai terjatuh di tanah. Tenaga cowok itu terlalu kuat. Anggap saja dia cowok brengsek, berani main tangan.

Caesar sudah benar-benar menjadi orang gila disini.

Caesar sudah benar-benar menjadi orang gila disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beep── Beep── Beep──

Suara monitor terus berbunyi. Mata sang insan itu terbuka perlahan, meski memburam awalnya. Tetapi dia melihat penampakan dari sang Ibu, di sebelahnya. Air mata gadis itu lolos, tanpa disadari.

Aku mimpi, ya? Monolog Jessie, tak percaya siapa yang ia lihat usai tersadar dari komanya.

"M-ma──ahk" Jessie memegangi lehernya, terasa perih ketika ia berbicara. Di bagian lehernya. Kenapa dia tak bisa berbicara? Jika satu kalimat saja, dapat membuatnya mati kesakitan.

"Untuk sekarang, harap nona Jessie jangan terlalu banyak bicara. Karena jahitannya baru-baru ini, jika dipaksakan, akan membuatnya terbuka. Jadi tolong bersadar," jelas Dokter. Jennifer mengangguk paham, kembali menatap sang buah hati, terukir senyuman di wajahnya.

Tangan Jessie terangkat mengusap tangan sang Ibu, menggeleng pelan. Berisyarat "Jangan Pergi" Jennifer mengangguk paham, mengerti bahasa isyarat sang anak.

"Mama nggak akan pergi, Mama selalu ada di sisi kamu sayang. Kita harus sama-sama sampai mati," ujar Jennifer, mengusap pipi anaknya yang basah akibat air matanya.

"Siapa yang ngelakuin ini sama kamu, nak ..." Jennifer mengelus perlahan bekas jahitan di leher anaknya, membuat gadis itu terhentak── merasa perih. Banyak pertanyaan di benaknya.

Tapi sayang ia tak dapat mendengar jelasan dari sang Anak, kecuali ... memintanya menulis di buku Note. Seraya Jessie mengangguk antusias mendengar ajuran ibunya, mengambil buku note itu. Menulis 2 bait nama di dalamnya.




















Jung Yeruna.











Jennifer melempar buku note itu asal, tangannya terkepal kuat. Tertawa sinis, "Anak dan ibu sama-sama iblis. Cih," ucapnya sembari mendecih. Dia tidak terima perbuatan Runa, si anak angkat── bahkan Jennifer enggan mengakuinya. Dia hampir mengambil nyawa anak kandungnya.

Beruntung, ada orang baik di sekitar Jessie. Jayendra Park, nama itu terhapal di otak Jennifer. Harus mengucapkan beribu kasih karena telah menyelamatkan anaknya, beruntung.

Tapi tetap saja Jennifer tidak tinggal diam, dia akan membalasnya. Tak lama lagi.

Aku akhiri semua ini, Crystar. Tak lama lagi, segala balasan dariku. Mata tajam itu seakan tak membiarkan orang mengintrupsinya lagi.

Jennifer benar-benar serius akan perkataannya.

Jennifer benar-benar serius akan perkataannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You Right, Jake Jay✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang