XIII. FAIL'SSIE, TRY AGAIN.

303 70 2
                                    

Gadis bersurai terkepang dua itu tengah memukuli samsak── menggunakan Sparring Gloves tuk' melindungi tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis bersurai terkepang dua itu tengah memukuli samsak── menggunakan Sparring Gloves tuk' melindungi tangannya. Entahlah belakangan ini, gadis itu rajin sekali ke tempat latihan Jericho── niatnya meningkatkan keterampilannya. Sama seperti apa yang pria manis itu sampaikan pada Jessie, ia harus mampu memecahkan satu buah batu.

Di sekitarnya lebih banyak kaum lelaki, ketimbang perempuan. Rasa ketakutan itu wajar, bukan? Tetapi gadis itu berusaha untuk bersikap biasa saja. Sepertinya mereka anak baik-baik?

"Jessie──"

"Iya, kenapa?"

"Nggak jadi."

Gadis itu memiringkan kepalanya, menatap salah satu diantara murid taekwondo itu penuh tanda tanya. Nyatanya, mereka hendak menggoda gadis itu tadi. Tapi mengurungkan niatnya begitu melihat kehadiran sang pelatih── Jericho Zylgwin.

Seraya para murid-murid ajaran Jericho itu membungkuk hormat. Siluet mata tajam nan sipitnya itu mampu membuat orang di sekitarnya tak berkutik.

Raut wajah pemuda itu berubah menjadi menggemaskan ketika menghampiri Jessie, yang sudah menyelesaikan pengaman tangannya── Sparring Gloves.

"Gimana peningkatannya kak Jessie?" tanya Jericho mulai merangkul bahu kecil gadis itu. Jessie tersenyum singkat, menanggapi pria yang 2 tahun lebih muda darinya.

"Mmm ... lumayan?" jawabnya ragu-ragu.

Sekilas pemuda itu menepuk pelan punggung Jessie, "Nggak apa-apa. Kalau kak Jessie berhasil mecahin batu, nanti. Kita kelahi ya?" kata Jericho. Masih sama dengan perlakuan sebelumnya, dia tetap merangkul gadis itu sampai keluar ruang latihan.

Setelah keduanya benar-benar jauh, semua murid taekwondo itu menyoraki pelatihnya hingga menggema di ruangan ini yang lumayan── kedap suara.

"kak Jessie pindah ruang latihan ya? Kelihatannya nggak aman." ungkap Jericho, agak khawatir.

Sama halnya seperti gadis itu, malah bingung. Tapi dia menurut saja apa yang dibilang teman Jay itu, demi keselamatan dia. Jessie mengangguk sembari menatap pemuda itu.

"Iya, Richo." sahutnya paham. Jericho tersenyum lebar sampai memperlihatkan dimple di pipinya, menarik tangan gadis iru ke ruang barunya.

Di ruangan itu tersedia markas, sparring gloves, samsak, dumbbell, tali skipping, yoga mat, bahkan treadmill elektrik.

Diantaranya gadis itu lebih terfokus pada sebuah batu bata yang terletak di tengah-tengah ruang. Mungkin saja Jericho ingin mencoba Jessie berlatih memecahkan satu buah batu itu? Jika ia berhasil, maka esoknya Jessie wajib bertarung dengan pemuda itu.

"Mau nyoba nggak?" Jericho mendongakkan dagu mengarah pada sebuah batu diujung sana.

Ujung bibir Jessie tertarik, dia mengangguk pelan. Benar seperti dugaannya, Jericho pasti ingin melihat kemampuan Jessie ke depannya.

You Right, Jake Jay✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang