XII. PUNCHER : JAY.

375 70 4
                                    

"Bagaimana kabar Crystar sekarang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana kabar Crystar sekarang?"

"Setelah membuat rencana membunuh nyonya, dia pergi ke sebuah tempat peninggalannya── Sydney."

Tak, tak!

Jennifer menghentakkan banyak dokumen pada meja ruangnya tersendiri. Dia baru saja membereskan ruang kantornya, sembari menanyakan kabar terkini dari Jung Crystar. Terpenting dia sudah menangkap anaknya. Entahlah dengan Kei, orang itu pergi keluar negeri juga.

Jennifer tak mempedulikannya. Dia hanya perlu menambah mata-mata sekaligus mengawasi Jayendra, membuktikan omongannya benar── mengurus gadis itu benar-benar tangkap tanpa ada sisa noda luka baru di kulit mulusnya itu. Jennifer bahkan membayar sekolahnya, untuk mengendalikan seisinya.

Maksudnya── siswa-siswi disana. Takut jika anaknya mengenai kasus Bullying. Padahal, sudah sering dan menjadi kebiasaan bagi Jessie. Hanya, dia tak bisa memberi tahu ibunya. Jessie takut diancam.

TOK! TOK! TOK! TOK!

Jennifer menoleh kearah pintu, melihat siapa yang hadir disana. Ternyata sang anak── anak keduanya, Harry Kim. Raut mukanya tertampang panik sehingga setelahnya wanita itu ikut panik.

"M-MAMA ... YERUNA ILANG!" sampai Harry, diiringi napasnya tergesa-gesa.

Jennifer meraih ponselnya pada meja, mendekatkannya di telinga. Setelah mendengar sahutan dari orang di seberang sana, dia mulai bicara.

"Tolong tangkap wanita bernama 'Jung Yeruna' sekarang. Berhati-hatilah, gadis itu lumayan kriminal" suruh Jennifer pada seseorang. Setelah si penyambung telepon itu berdeham, Jennifer segera memutuskan panggilannya.

Mata sipit nan tajam itu kembali menatap kearah si buah hati, mengelus kedua bahu remaja itu lembut── guna menenangkannya.

Masih sama dengan kegiatannya tadi, Jennifer beralih menangkup kedua pipi anaknya. Supaya berhadapan dengan dia.

"Dengar ya, Harry. kak Jessie bakal selamat, ada Jayendra di sisinya" bujuk Jennifer. Remaja itu terus menggelengkan kepalanya, ragu dengan seseorang yang disebut-sebut ibunya belakangan ini.

"Nggak bisa, mah ... dia cuma obsesi sama kak Jessie. Mana mungkin bisa ngejamin keadaan kak Jessie aman?" sela Harry. Wajahnya tertunduk, dipenuhi rasa khawatir menyengitari dirinya. Dia takut jika harus melepaskan Yeruna begitu saja, gadis itu licik. Bisa saja otak jahatnya kembali berencana menjadi membunuh Jessie lagi.

Tak bisa dibiarkan. Lagi pula Jay hanya menang tampang saja, bukan kemampuan dan kekuatannya. Harry benar-benar meragukan Jay. Dia hanya seorang anak dari pengusaha kaya. Hidupnya bergantungan dengan sang ayah, ibu, dan uang.

Harry pamit keluar dari ruangan sang ibu, berjalan dengan jarak lumayan jauh dari ruang itu.















You Right, Jake Jay✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang