Pertemuan (Malam 2.2)

1.8K 455 47
                                    

Selama beberapa waktu, 5 orang itu menikmati pemandangan langit malam sambil memakan permen yang ada didalam toples. On, Hong dan Raon sempat memperkenalkan nama mereka ke Candace yang juga memperkenalkan dirinya.

"Mata mu sangat cantik, nyaaa." Puji Hong sambil mengeluarkan kepalanya ke tangan Candace.

"Terima kasih Hong, aku juga menyukai matamu." Ucap Candace seraya mengelus kepala Hong, merasakan kelembutan bulunya disela-sela jari.

"Bagaimana matamu bisa begitu?" Tanya Raon penasaran.

"Mata saya sudah seperti ini sejak saya lahir, Raon-nim."

Raon yang tadinya terbang segera mendarat ke tanah dan meletakkan cakarnya di kaki Candace yang ditekuk. "Kamu bisa memanggilku Raon!"

"Bagaimana bisa saya memanggil anda, sang naga muda hebat dan perkasa, langsung dengan nama?"

Mendengar kata ‘Hebat dan perkasa’, Raon tersentak sebelum dia tersenyum lebar, terlihat sangat imut dengan pipinya yang chubby.

"Haha! Aku memang hebat dan perkasa! Aku akan memberikanmu izin untuk memanggil namaku!"

Candace tersenyum tipis dan meletakkan tangan kanannya ke bahu kiri, menyilangkan nya lalu tersenyum lebih lebar saat menjawab kata-kata Raon.

"Naga muda hebat dan perkasa sudah memberi diriku izin, aku sangat senang menerima kemurahan hati darimu, Raon."

Ekor Raon berayun ke kanan kiri, dia terlihat sangat senang namun tetap berusaha terlihat tenang. Hong menyuapi Raon sementara On hanya tersenyum melihat tingkah dongsaengnya.

Cale melihat interaksi tadi pun melirik ke Candace, dia melihat jika Candace masih tersenyum hangat ke arah ketiga anaknya. Duduk disebelah Candace dengan jarak yang sekarang lebih dekat karena tadi Candace mendekati untuk menyuapinya, Cale bisa mencium bau bunga-bunga harum dari Candace.

Cale memperhatikan pakaian Candace. Terlihat lebih santai daripada sebelumnya yang terbuka. Namun tetap saja yang dia pakai adalah gaun pesta.

Lagi-lagi bagian leher sampai turun sedikit sampai ke belahan dada, tetap terbuka.

Cale tau fakta baru bahwa Candace memiliki kekuatan kuno angin khas keluarganya, jadi dia bisa menolak angin malam yang dingin ini, namun mengingat malam sebelumnya Candace tidak melakukan apapun dengan angin, Cale memutuskan untuk melakukan sesuatu.

Dia membuka jas hitam yang dia pakai dan memberikannya kepada Candace yang memasang ekspresi tanda tanya di wajahnya.

"Pakailah."

"Saya?"

Saat Cale menganggukkan kepalanya, Raon mengatakan sesuatu kepada Candace.

"Manusia sudah aku beri sihir penghangat, jadi pakailah manusia cantik."

Candace sedikit terkejut mendengar panggilan Raon untuknya, terlihat telinganya sedikit memerah saat dia berterima kasih kepada Cale.

".. Terima kasih, Tuan muda Cale."

".. ya."

Cale melihat dengan seksama dimulai dari Candace yang mengubah posisi duduknya sedikit maju, memasukkan tangannya, sampai memperbaiki posisi jas yang sedikit miring karena menyesuaikan dengan gaunnya.

Lalu dia melihat Candace mencium bau jasnya.

"Ada apa dengan jasnya, Nona Candace?"

"Maaf, Tuan muda. Ini reflek."

Candace menurunkan kedua tangannya dengan canggung. Ini reflek untuk menciumi pakaian yang dia kenakan, yang bukan miliknya. Namun alasan besarnya adalah karena jas Cale berbau harum, baunya seperti bau alam.

'Apakah ini karena kekuatan kunonya berkaitan dengan alam? Ya pasti karena itu, nggak mungkin ini karena dia habis dari hutan.'

Yang tidak diketahui oleh Candace adalah Vila yang ditempati Cale ada di hutan kegelapan. HUTAN. Cale hanya menganggukkan kepalanya menerima alasan Candace begitu saja.

Whooshh

Angin berhembus sedikit kencang.

Cale dan anak-anak yang sudah memiliki sihir penghangat ditubuh mereka tidak kedinginan sama sekali. Sementara Candace menutup matanya menikmati semilir angin yang menerbangkan rambutnya ke samping. Ke Cale.

Cale memperhatikan rambut Candace yang hanya setengah di ikat, hanya bagian atasnya saja. Rambut Candace bergerak ke arahnya, Cale tidak terganggu sama sekali, melainkan dia malah menumpu dagu dengan satu tangan dengan kepala menghadap samping.

Saat Candace masih menutup matanya, Cale bisa secara terang-terangan memandangnya, bukan lagi hanya melirik saja.

Cale melihat ekspresi damai di wajah cantik Candace. Dia sangat menikmati angin yang menerpa wajahnya. Cale sengaja tidak menyuruh Raon memberikan sihir penghangat setubuh kepada Candace.

Candace adalah pengguna kekuatan kuno angin, dia bisa mengendalikan arah angin, lalu kenapa dia terus menerima hembusan angin bahkan sampai kedinginan seperti kemarin?

Itu karena Candace menyukainya.

Angin malam terasa lebih menyegarkan daripada angin buatan sendiri. Kira-kira seperti itulah logikanya.

Karena itu Cale sebelumnya menyuruh Raon memberikan sihir penghangat di jasnya. Dan Cale memberikan jasnya kepada Candace untuk dipakai.

Cale sepertinya terlalu tenggelam dalam pikirannya, dia tersentak saat melihat wajah Candace lebih dekat kepadanya.

"Nona Candace?"

"Buka mulut anda, Tuan muda."

Cale menurut dan membuka mulutnya.

Candace memasukkan permen kedalam mulut Cale, sambil tersenyum lebar dia mengatakan sesuatu kepada Cale. "Anda baru makan satu tadi." Melihat senyuman lebar yang pertama kali dia lihat dari Candace untuk dirinya, Cale menahan napas.

Jelas sekali itu karena pemandangan Candace yang tersenyum lebar dengan sangat manis terlihat sangat mempesona dimata Cale.

Ralat.

Bukan hanya dia.

Namun anak-anak yang sejak tadi memperhatikan ‘Papa’ mereka sekarang memiliki bintang-bintang Dimata mereka saat melihat senyuman Candace yang lebih lebar daripada tadi saat memuji Raon.

"Manusia cantik! Kamu.. sangat cantik!"

"Senyuman mu sangat cantik nyaa!"

Hong dan Raon segera memuji Candace yang hanya bisa tersenyum canggung, tidak terbiasa terus di puji-puji ‘Cantik’ oleh anak-anak lain selain anak-anaknya.

Selagi Hong, Raon dan Candace lagi sibuk berbincang-bincang, Hanya On. Hanya On saja yang memperhatikan Papanya memalingkan wajahnya ke arah yang berlawan dari Candace.

Disaat itulah On melihat telinga Cale yang ujungnya memerah.

Untuk entah ke berapa kalinya, dia hanya bisa terbengong.

'Sebenarnya sejak tadi Papa kenapa sih?!'

On, gadis muda berumur 14 tahun itu masih tidak memahami apa yang terjadi kepada Cale Henituse, Papanya. Dia berharap seseorang akan menjelaskan sesuatu tentang apa yang terjadi dengan Papanya.

The Lazy Lady [ TOTCF Cale x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang