Kita pergi (bagian 2)

1.4K 371 29
                                    

Fuckkkk

Candace mengucapkan kata-kata kasar didalam kepalanya, dia segera mengambil alat teleportasi dan menekan tombolnya, dia tidak memikirkan akan teleport kemana, yang penting bisa langsung pergi dari sini.

'Kenapa harus dia disini? Kenapa tidak diruang pesta!?'

Ini masih tengah malam, dan seharusnya bukankah calon kaisar harus berada didepan para bangsawan saat ini? Kenapa dia malah disini!? Masa acara malam ini sudah selesai!?

Akhirnya Candace menutup matanya sambil memeluk kedua anaknya, 'A-aku tidak tau dimana nanti kita akan mendarat.'

Kunci alat teleportasi adalah pikiran sang pengguna, Candace sampai kesini karena dia memikirkan koordinat tempat ini, karena sekarang dia SANGAT buru-buru, apa-apaan koordinat? Bahkan Candace tidak bisa memikirkan tempat yang akan dia tuju.

Cale dan anak-anaknya terkejut saat melihat ada lingkaran sihir dibawah mereka, dan sedetik kemudian, mereka ikut berteleportasi bersama Candace, Filio dan Fiona.

(Candace niatnya akan pergi sendiri, sayangnya karena dia tidak memperhatikan seberapa jauh cakupan lingkaran sihir itu, jadinya Cale ikut-ikutan)

Cale mengedipkan matanya beberapa kali saat dia melihat ke sekeliling tempat dimana dia mendarat. Saat ini dia berada di atas sebuah kursi, dengan banyak perabotan bertumpuk-tumpuk disekitarnya.

Ini terlihat seperti gudang.

'Apa--dimana ini??'

Cale akan bangkit dari kursi itu, dia sudah berdiri, namun saat dia melihat ke atas, ada sesuatu yang jatuh ke arahnya. Dengan refleks Cale menangkapnya, sampai dia kembali duduk diatas kursi. Itu adalah Candace.

Candace dan Cale sama-sama melebarkan mata mereka tidak menduga satu sama lain.

"Tuan muda?"
"Nona?"

Cale segera menurunkan Candace dari pangkuannya, ekhem-- posisi mereka agak ambigu. Bagaimana tidak? Candace jatuh terduduk dipangkuan Cale, tepat di pangkuannya. Dan karena tadi dia niatnya menangkap, tangan Cale melingkar di pinggangnya.

Candace segera berdiri.

Dia melirik ke kanan kiri.

"Ini.. dimana?"

Cale hanya bisa mengangkat bahunya. "Aku tidak tahu." Mendengar jawaban Cale, Candace menatapnya pria berambut merah yang tampan tersebut. Dengan canggung Candace membuka tudung jubahnya.

"S-saya minta maaf, saya tidak memperhatikan situasi tadi, anda jadi terseret juga."

"Tidak apa-apa, Nona Candace."

Sungguh, Cale tidak apa. Namun ada satu masalah. 'Dimana anak-anak??' menengok kanan kiri, tidak ada tanda-tanda bahwa salah satu diantara anak-anak mereka ada disini.

'Apakah mereka juga berteleportasi secara acak?'

"Mari kita keluar dulu dari tempat ini." Candace mengangguk atas usulan Cale. Mereka segera berjalan mengindari berbagai perabotan yang sudah ditutupi oleh kain putih, mencari keberadaan pintu.

"Pintu ada disana." Ucap Candace sambil menunjuk ke arah pintu yang berada tepat ada di sebelah dua rak besar yang berisi piring-piring antik.

'Serius, ini dimana sih?'

Candace mengikuti Cale dari belakang sambil memikirkan tempat ini, seingatnya dia tidak pernah ada di tempat seperti ini. Jadi dimana mereka berada?

Membuka pintu, Cale dan Candace terkejut.

'Hah? Dimana ini?'

Itu hanyalah batin Candace, sementara Cale mengenali tempat ini. Bukankah ini adalah wilayah Henituse? Cale melihat bendera berlambang kura-kura emas.

The Lazy Lady [ TOTCF Cale x OC]Where stories live. Discover now