3 - PERIHAL RASA

54 10 0
                                    

"Nia," panggil suara seorang perempuan yang sangat Dania kenal. Yah, dia adalah Siska.

"Hm." jawab Dania.

"Gue nitip ini dong buat Bima." Dania memandang sebuah kotak berukuran kecil yang ditutupi oleh kertas kado berwarna hitam dan dihias pita merah di atasnya.

"Buat Bima?"

"Iya."

"Kenapa nggak lo kasih sendiri aja?"

"Gue minta tolong sama Lo, soalnya kalo gue ngasih sendiri gue agak tengsin. Tolong ya."
Siska meletakkan kotak itu di samping Dania. Belum juga Dania menjawab, Siska sudah pergi diiringi dengan beberapa siswi yang Dania claim sebagai teman gengnya.

Dania memegang kotak tersebut dan mengangkatnya. Sejajar dengan wajahnya.

"Apasih isinya?" Dania menggoyang-goyangkan kotak tersebut. Tidak terdengar suara apa-apa dari dalam sana.

"Wih dapat hadiah lagi dari si penggemar rahasia?"

"Apaan sih, Nih." Dania menyodorkan kado dari Siska itu pada Bima.

"Buat gue?"

"Emang punya lo."

"Punya gue? Dari siapa?"

"Dari siapa lagi." Dania melirik sedikit ke arah Siska yang mengobrol dengan teman-temannya. Bima mengikuti pandangan Dania, matanya sontak melotot. Siska lagi?.

"Buka coba. Gue juga penasaran isinya apa."
Bima mengikuti saran Dania, ia menarik pita merah yang menghias kotak itu. Dan membuka bagian atasnya.

Sebuah jam tangan keluaran terbaru berkilau di dalamnya. Sementara Dania dan Bima melongo dengan apa yang mereka lihat hari ini.

"Jam tangan?"

Bima mengambil jam tangan tersebut dan memastikan keasliannya.

Dania menahan tawanya.

"Kayanya tuh anak udah bener-bener falling in love banget deh sama lo Bim, sampai dikasih jam tangan segala. Keluaran terbaru lagi."

"Siska anak orang kaya?"

"Ya begitulah. Orang tuanya memang saudagar emas sih di kotanya."

"Siska bukan anak sini?"

"Setahu gue. Siska ke sini karena ikut bokapnya ngurus salah satu cabang perusahaannya."

"Oh." Bima masih memandang kado dari Siskanya.

Merasa geli dengan gadis itu.

Sesaat kemudian, Bima menyodorkan jam tangannya pada Dania.

"Apaan nih?"

"Buat lo aja."

"Seriusan lo?"

"Iya."

"Nggak usah. Gue udah punya jam. Nih," Dania memperlihatkan jam tangan putih tulangnya pada Bima.

"Ya nggak apa-apalah. Lo bisa koleksi jam tangan."

"Bim, itu jam tangan paling mahal dan paling canggih loh, lo nggak nyesel itu dikasih ke gue?"

"Sebenernya gue udah punya dirumah. Lo belum punya 'kan?"

"Lo udah punya?"

"Iya." Bima mengangkat bahunya.
Dania memandang jam tangan itu dan mengambilnya dari tangan Bima.

"Siska nggak papa?"

"Dia ngasih ini buat gue bukan? Setelah ini udah jadi milik gue, gue berhak buat ngasih ke siapa aja 'kan?"

DUNIA DAN(D)IA : A Story begins here (COMPLETE)Where stories live. Discover now