25 - EVERYONE HAS A CHOICE

7 3 1
                                    

Sore yang sangat cerah bagi sebagian orang, terkecuali Bima. Laki-Laki itu ingin sekali menjenguk Dania ke Rumahnya dan meminta maaf lagi, tapi rasa gengsinya yang terlalu besar membuatnya tidak berani untuk melakukan hal seperti itu.

Bima iseng menghubungi Laras, menurutnya siapa tahu Gadis itu ada di Rumah Dania.

****

KriingggKrringgg

Laras menatap layar ponselnya yang berbunyi menampilkan seseorang memanggilnya via telepon. Setelah tahu nama yang tertera di layar ponselnya, ia sontak menoleh pada Dania yang masih sibuk memakan buah-buahan yang dibawakan oleh Laras.

"Ni, Bima telfon Gue," ucapnya pada Dania. Dania malas menanggapi karena ia ingin sekali menjauh dari kata 'Bima' dan 'Siska'.

"Terserah Lo mau ngangkat atau enggak, Ras. Itu 'kan ponsel Lo!" ucapnya dengan mulut penuh setengah dari buah apel.

"Dia pasti mau nanyain Lo, nih," ucap Laras. Ia masih menatap ponsel tersebut dengan raut wajah bingung.

"Bilang aja Lo lagi nggak di Rumah Gue, udah gitu aja," saran Dania.

Laras masih menimang-nimang apakah saran yang diajukan oleh Dania adalah saran yang tepat.

Dengan hati penuh keraguan, ia menggeser panel hijau untuk mengangkat sambungan itu.

"Halo, Bim. Iya kenapa?" tanya Laras terlebih dahulu.

"Halo, Ras. Eum sorry ya Gue ganggu Lo," jawab suara di seberang sana.

"Nggak apa-apa Bim, ada apa?" tanya Laras lagi sambil sesekali melirik ke arah Dania.

"Gue mau tanya soal Dania, Lo lagi di Rumah Dania?" tanya Bima.

"'Kan bener Gue bilang, Dia mau nanyain soal Lo!" lirih Laras. Ia menjauhkan ponselnya dari mulutnya. Laras berbisik ke arah Dania yang bahkan tidak peduli dengan suasana ini.

"Bilang Lo lagi nggak disini, gampang Ras," ucap Dania lirih juga.

"Ras?" panggil Bima. Mungkin karena Laras lama menjawab akhirnya ia memanggil Gadis itu kembali untuk mematikan panggilannya masih terhubung.

"Eum iya, Bim?"

"Lo lagi ada di Rumah Dania?"

"Eng- Enggak kok Bim, Gue lagi di Rumah sewa. Emang kenapa?" tanya Laras kembali.

"Enggak Gue cuma pengin tahu keadaan Dania gimana, siapa tahu Lo lagi disana," jawab Bima jujur.

Terbesit rasa bersalah dalam hati Laras, ia tidak tega melihat antara Bima dan Dania jadi seperti ini. Ia merasa bersalah sudah berbohong pada Laki-Laki itu.

"Oh gitu, nanti deh kalo Gue ke Rumah Dania Gue kabarin, kenapa Lo nggak sendiri aja kesana?" tanya Laras. Ia mencoba mengalihkan topik agar ketegangan sedikit mencair.

"Nanti deh," hanya itu yang bisa Bima jawab, Laras pun mengernyitkan dahinya mendengar ucapan Bima.

"Nanti?" tanya Laras sambil memastikan.

"Iya nanti kalau suasananya sedikit mencair."

"Oh, ya udah deh," jawab Laras.

"Sorry ya, Ras. Ganggu Lo banget."

"No. No. It's okay. Nggak apa-apa kok," jawab Laras.

Bima memutuskan panggilan tersebut terlebih dahulu sebelum Laras. Setelah puas memandangi layar ponselnya, Laras beralih menatap Dania.

DUNIA DAN(D)IA : A Story begins here (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang