40 - ENTER

5 1 0
                                    

Malam kedua, malam yang cukup spesial bagi Dania. Gadis itu tengah berdiri di balkon kamarnya sambil menatap bintang-bintang yang berkelap-kelip di langit di atas sana. Semenjak pulang dari Nara Mall, Dania tak henti-hentinya tersenyum.

Jadi, seperti inilah perasaan mempunyai seseorang yang kita sayang, pantas saja Daniel uring-uringan saat Clara meminta putus dari pria itu.

"Oh iya, Kak Clara!" Dania berbalik, ia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas tempat tidur. Dania mencari kontak Daniel untuk menanyai kabar Clara. Dania sangat merindukan perempuan itu. Perempuan yang sudah Dania anggap seperti Kakak perempuannya sendiri.

"Halo, Kak Tama?" tanya Dania ketika pada dering ketiga, Daniel mengangkat panggilan itu.

"Kenapa, Nay?" tanya Daniel.

"Naya mau tanya kondisi Kak Clara, dia baik-baik aja 'kan, Kak?" tanya Dania.

"Iya baik-baik aja," jawab Daniel.

"Naya mau ngomong sama Kak Clara, boleh 'kan?"

"Clara lagi istirahat, Nay, baru aja tidur," ucap Daniel.

Dania menghela napas ringan, "yah, padahal Naya udah kangen banget sama Kak Clara, udah lama nggak dengar suara Kak Clara," rajuk Dania.

Daniel terkekeh, "Yaudah nanti kalau Clara bangun, Kakak telpon kamu deh biar bisa ngobrol, ya?" bujuk Daniel.

Dania yang mau tidak mau, ingin tidak ingin pun akhirnya hanya membalas "Iya," agar Daniel juga tenang.

Entah mengapa, kehadiran Clara di hidup Dania membuat dunia Dania menjadi lebih sempurna. Dania seperti mendapatkan seorang teman dan saudara. Daniel hebat, bisa menaklukkan hati seorang Clara, dan Clara juga hebat bisa membuat keluarga Asnara menerimanya dengan sangat terbuka.

Ting

Setelah panggilan dari Daniel berakhir, ponsel Dania kembali bergetar. Dania melihat satu bilah notifikasi yang tertera di layar ponselnya. Pesan itu berbunyi : "Selamat datang, kamu sudah masuk ke dalam permainan, -L"

Dania mengernyit, siapa yang mengirimnya pesan seperti itu.

"L?" gumam Dania.

"Siapa L?" tanyanya pada diri sendiri.

"Permainan apa yang dimaksud?"

Dania merasa bahwa mungkin ini adalah sebuah pesan iseng yang dikirim oleh seseorang yang jahil, karena sebelumnya Dania juga pernah mendapatkan pesan-pesan semacam ini, bahkan ada yang mengiriminya pesan bahwa nomornya telah terpilih sebagai pemenang hadiah mobil keluaran terbaru dari salah satu giveaway yang diadakan oleh seorang influencer.

Padahal, Dania tidak pernah mengikuti hal semacam itu, menurut Dania itu sangat membosankan dan membuang banyak waktu.

Memang, Gadis jenius yang satu ini hanya memikirkan soal pelajaran dan sekolahnya, Dania lebih suka membaca buku dibanding men-scroll aplikasi sosial medianya. Jika Dania bosan, Dania lebih memilih untuk menonton drama korea kesukaannya.

Dania tahu mengapa Bima, yang saat ini sudah menjadi kekasihnya itu tidak mengiriminya pesan. Laki-laki itu tahu pasti bahwa di jam-jam malam seperti ini, pasti Gadisnya tengah belajar. Namun, sepertinya pendapat Bima salah untuk malam ini. Gadis itu tidak tengah belajar, Gadis itu malah seperti sedang kasmaran.

"Dania?" panggil salah seoarang Gadis setelah mengetuk pintu kamar Dania.

"Masuk, nggak dikunci," ujar Dania.

Laras, sahabat Dania yang sudah cukup lama tinggal di dalam keluarga Dania masuk sembari membawa bantal guling di pelukannya. Dania belum berbalik badan, ia masih sibuk memandangi bintang yang seolah membuat Dania seakan ingin mengambilnya.

DUNIA DAN(D)IA : A Story begins here (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang