42 - KAPAN AKAN BERAKHIR

5 1 0
                                    

"Pagi, Kak," sapa Laras pada Aldo yang baru saja keluar dari ruang kesenian. Sepertinya Laki-laki itu baru saja akan melakukan ujian praktikum. Buktinya, pakaiannya saja seperti pakaian jaman dahulu.

"Pagi," balas Aldo. Dania tersenyum, sedangkan Aldo hanya tersenyum kecil ke arah Dania.

"Tumben Kak Aldo nggak nyapa Lo, biasanya Dia paling semangat kalau ketemu Lo," ucap Laras ketika Aldo meninggalkan mereka berdua, Dania yang masihe menatap punggung Aldo hanya mengangkat bahunya.

"Nggak tahu, dari kemarin kaya gitu," jawab Dania.

"Mungkin karena sibuk sebentar lagi mau lulusan kali ya?" tanya Laras.

"Kali," jawab Dania singkat.

****

KringgKringgKringg

Ponsel yang ada di saku Dania berbunyi, seseorang menghubunginya. Saat ia mengeluarkan ponselnya, dapat dibaca dari layar kaca nama kontak Bunda tengah memanggilnya.

Dania pun menggeser panel hijau dan mendekatkan ponsel ke teliganya.

"Halo Bunda, kenapa?" tanya Dania.

"Sayang, nanti sore Bunda mau ke toko Ibu-Roti, Kamu bisa mampir nggak nanti sekalian bareng sama Bunda?" tanya suara di seberang sana.

"Nggak tahu Bunda, nanti kayanya Adek ada kelas ekstra panahan, kalau bisa nanti Adek kabarin ke Bunda deh," jawab Dania.

"Yah, gitu ya? Ya udah deh, tapi janji kalo bisa nyusul Bunda ke sana, susul aja ya, oke?" tanya Madam Asnara.

"Oke Bunda," jawabnya. Dania masih meletakkan ponsel di telinganya sampai Madam Asnara akhirnya menutup sambungannya.

"Hai?" sapa suara yang sudah Dania hafal di luar kepala. Yah, Dia adalah Bima.

"Hai, Bim, Ni, Gue duluan ya," pamit Laras yang sedari tadi memang masih berdiri di samping Dania.

"Kenapa?" tanya Bima setelah Laras pergi menjauh. Dania menoleh, ia melihat wajah Bima yang tengah tersenyum ke arahnya.
"Kenapa apanya?" tanya Dania.

"Tadi kenapa? Kok pada liatin si Aldo," jelas Bima.

"Kak Aldo kayanya berubah," jawab Dania. Dia kembali menatap ke depan, memalingkan wajahnya dari Bima.

"Bagus dong," ujar Bima.

"Kok bagus?" tanya Dania.

"Saingan Aku kurang satu," jawab Bima dengan wajah tanpa rasa bersalahnya.

Memangnya apa yang dilakukan Dania sampai Aldo bersikap berbeda kepada Gadis itu. Terakhir mereka bertemu memang pada saat di Kantin dimana Bima langsung mengajak Dania pergi dan mengatakan pada Aldo bahwa Dania adalah pacarnya.

Apa karena itu, Aldo tidak mau lagi menemui Dania.

"Kamu bisa nggak Bim, lebih sopan sedikit ke Dia?" tanya Bima. Ia memandang Laki-laki itu sambil berkacak pinggang di hadapan Laki-laki itu.

"Kamu lebih peduli sama Dia?" tanya Bima balik. Dania yang diserang pertanyaan seperti itu langsung diam seribu bahasa.

"Bukan gitu, Aku takutnya Dia marah, Bim," jelas Bima. Bima semakin memandang Dania. Menyelam ke dalam mata Dania yang sangat indah dan menarik.

"Kamu takut Dia marah? Memangnya kenapa kalau Dia marah?" tanya Bima.

"Kenapa Kamu nanya gitu? Kamu cemburu sama Kak Aldo?" serang Dania balik. Kali ini giliran Bima yang kicep dengan pertanyaan Dania.

DUNIA DAN(D)IA : A Story begins here (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang