14: Perpisahan

10.5K 684 40
                                    

Rekomendasi lagu buat baca part ini : Lose by Niki 🎧

***

"Dr. Frans!" Panggil Violetta sambil berlari kecil mengejar pria itu. Rimba mengikuti di belakang.

"Apa lagi?" Dr. Frans berhenti dan berbalik sambil melipat tangan di dada.

"Mengapa dr. Frans membohongi kami?" Violetta bertanya dengan tatapan meminta penjelasan. Dr. Frans malah tertawa. Pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Saya tidak pernah berbohong."

"Dokter pernah bilang kalau kapal tidak bisa sampai kesini kecuali pada hari-hari tertentu."

"That's the truth. Dan ya, Minggu ini memang saat yang tepat untuk berlayar." Dr. Frans membuang pandangan melewati kepala Violetta. Ada Rimba di sana yang juga tengah menatapanya tanpa ekspresi.

"Suami kamu sudah tahu." Refleks Violetta membalikkan badan. Rimba balas menatap Violetta intense.

"Maksudnya apa?" Tanya Violetta semakin tidak mengerti.

Rimba menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Itu adalah gesture yang selalu ia lakukan saat kalut atau gugup.

"Ada konsekuensi yang akan kita dapatkan jika pergi sebelum bulan purnama ke-5." Rimba meraih jemari tangan Violetta dan menggenggamnya erat.

"Kamu betul-betul ingin pulang sekarang?" Tanya Mas Rimba.

"Memang apa konsekuensinya?" Aku berpaling ke dr. Frans.

Dr. Frans mengangkat bahunya dengan senyum mengejek kemudian berlalu pergi ke rumah kepala suku.

"Beri tahu aku, apa konsekuensinya Mas?"

"Kamu beneran ingin tahu?"

"Iya. Jangan ada yang kamu sembunyikan lagi dari aku, Mas." Rimba menatap gadis yang beberapa bulan ini sudah menempati tempat yang spesial di hatinya itu nanar lalu menghela nafas panjang.

"Kita akan melupakan semua yang terjadi di pulau ini." Kata Rimba sambil menangkup wajah Violetta dengan kedua tangannya. Violetta mengerjapkan matanya, masih berusaha mencerna perkataan Rimba.

"Semuanya? Tapi bagaimana bisa?"

"Karena simbol yang muncul setelah upacara pernikahan itu bukan hanya sebagai "blessing" yang berarti suku Qriqoa menerima kita sebagai bagian dari mereka, tapi juga sebagai kutukan yang mereka tanamkan agar kita tidak membocorkan apapun yang kita lihat dan alami di pulau ini kepada dunia luar."

"Itu artinya..."

"Itu artinya kita juga akan melupakan semua kebersamaan kita sejak kita terdampar di pulau ini." Ucap Rimba dengan mengelus pipi Violetta lembut. Air mata Violetta mengalir di pipinya yang kemerahan. Gadis itu masih tak menyangka konsekuensi untuk keluar dari pulau ini akan seberat itu. tidak masuk akal, namun mereka sudah mengalami banyak hal supranatural di tempat ini, jadi konsekuensi yang dikatakan Rimba pasti bukan gertakan belaka dari dr. Frans.

"Tapi kalau kamu ingin pulang sekarang, aku tidak masalah. Kita bisa mulai semuanya dari awal. Hubungan kita." Bisik Rimba di telinga Violetta setelah ia merengkuh lembut Violetta ke dalam pelukannya.

***

Aku memutuskan untuk pulang secepatnya. Aku takut semakin lama kami berada di sini, kami justru akan semakin terjebak dan tidak bisa kembali, seperti yang terjadi pada dr. Frans. Setelah makan malam yang disiapkan kepala suku sebagai jamuan perpisahan untuk kami, Mas Rimba akhirnya menceritakan semuanya yang ia ketahui tentang dr. Frans.

"Dr. Frans tidak bisa keluar dari pulau ini."

"Karena dia tidak ingin hilang ingatan?" Tanyaku sinis.

Terdampar (END)Where stories live. Discover now