18: Menginap

9.4K 670 33
                                    

Good Morning ☀️

Jangan lupa follow dan komennya ya kakak-kakak semua 😊

***

Tadi aku dan Aurora tetap berenang sebentar di kolam renang. Mengabaikan tatapan kesal Mas Rimba dari balik pintu kaca transparan. Pria itu terus mengawasi kami dari jauh. Bahkan wanita yang bersamanya tadi sudah pergi entah kemana. Mungkin wanita itu capek dicuekin Mas Rimba sejak tadi. Aku pun sejujurnya capek melihat tingkah Mas Rimba yang aneh.

Saat ini aku dan Aurora tengah menyantap pop mie sambil bersila nonton tv di ruang keluarga.

"Jangan banyak-banyak makan mie. Nggak sehat." Tuh kan.. ada saja yang salah dari apapun yang aku dan Aurora lakukan.

"Aduh Mas... Jangan rese deh. Dari tadi perasaan ngomel mulu. Pergi tidur sana, matanya Mas loh udah merah gitu kurang tidur." Aku ikut mengamati mata Mas Rimba yang memerah, sialnya tatapan Mas Rimba juga sedang tertuju padaku.

Kami saling bertatapan dalam beberapa detik.

"Mas Rimba kenapa nggak bisa tidur?" Tanyaku penasaran.

"Memangnya kamu bisa tidur setelah kecelakaan itu?" Tanya balik Mas Rimba membuatku tersedak kuah pop mie.

"Tuh kan... Makan mie tuh nggak baik." Dumel Mas Rimba lalu bergegas pergi mengambil air dari dispenser.

"Ini."

"Makasih, Mas." Aku menerima air pemberian Mas Rimba dan meletakkan pop mieku di atas meja pendek.

Rupanya Aurora sejak tadi sedang mengamati interaksiku dengan Mas Rimba penuh tanya.

"Apa?" Tanyaku pada Aurora yang masih mengamatiku. Membuatku salah tingkah.

"Sebenernya aku tuh penasaran, apa saja yang kalian alami selama hilang itu."

"Kalau aku sih nggak ingat, coba tanya Mas Rimba." Jawabku kembali menyibukkan diri dengan pop mie.

"Kalau dia lupa, Mas juga." Kata Rimba cuek, bahkan sebelum pertanyaan lanjutan dikeluarkan oleh Aurora.

Aurora mengangkat bahu dan kembali fokus pada pop mienya yang tinggal setengah.

"Jangan lupa diberesin ya sampahnya." Pesan Mas Rimba sebelum ia berlalu ke kamarnya di lantai dua.

Aurora mencebikkan bibir lalu nyengir lebar ke arahku.

"Dasar." Gumamku seraya menoyor pelan kepala Aurora lalu kami terkikik geli bersama.

***

"Nginap sini aja ya, Vi." Aurora manarikku ke kamarnya yang ada di lantai dua.

"Aku kangen banget kita pajamas party kayak dulu."

"Tapi Pak Sugi udah mau jemput."

"Ntar biar aku yang bilangin ke Pak Sugi kalau udah nyampe sini, kamu telfon ortu dulu gih.." Auror mengulurkan hpku yang ada di nakas.

Aku mengangguk lalu menurutinya, dan seperti biasa Mamaku akan selalu mengizinkan jika aku menginap di rumah Aurora.

"Tuh kan.. pasti boleh." Seloroh Aurora. Tangannya sedang sibuk memilah-milah piyamanya yang ada di wardrobe.

"Kamu mau yang terusan atau potongan, Vi?"

"Terusan." Aku ikut mengintip beragam piyama di wardrobe Aurora.

"Cakep-cakep banget, Ra." Kataku mengomentari koleksi baju tidurnya yang super banyak.

"Makanya aku jadi bingung milih nih..." Aurora nyengir. Aku cuma bisa geleng-geleng kepala menanggapi.

Terdampar (END)Where stories live. Discover now