➖ Overwhelmed

1.5K 183 11
                                    

Beberapa hari terakhir, Ata nggak nafsu makan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beberapa hari terakhir, Ata nggak nafsu makan.  Nggak tau kenapa. Ata nggak paham sama dirinya sendiri selain karena dia ngerasa overwhelmed. Yang ternyata efeknya bikin dia ogah ngelakuin segala macem. Salah satunya: makan. Kafka si pacar siaga yang sekarang cuma sibuk kerja, jadi cerewet banget. Bikin Ata makin pusing.

"Jadi kalau kamu nggak nafsu makan, kamu nggak bakal makan?"

Kuping Ata rasanya panas karena itu pertanyaan diulang terus. Dia cemberut. Sengaja nggak jawab. Kafka yang duduk di pinggir ranjang masih pakai baju kerjanya—kemeja sama celana kain—natap Ata kesel.

"Taa ...."

"Aku nggak nafsu, Kaf. Ya ampun, harus bilang berapa kali, sih!"

Sekarang Ata agak nyesel karena mau-mau aja diajak Kafka ke apartemennya dan tidur di sini malem ini. Kafka baru punya waktu senggang sekarang dan dia nggak mau ngelewatin waktunya sendirian.

Ata naikin selimut sampai bahunya sambil meluk guling. Ata ngantuk banget, tapi Kafka nggak bakal bolehin dia tidur sore-sore begini.

"Sakit dicari sendiri, ya, gini." Kafka geleng-geleng sebel. "Aku aduin Mama, nih." Ternyata dia masih nggak nyerah. Sekarang, punggung tangannya ditempelin di kening Ata yang hangat. "Kalau besok sakit, aku nggak bakal manjain. Nggak ada!"

Ata cemberut. "Kamu marah-marah terus, aku nggak mau."

Kafka diam sebentar. Bukannya pergi mandi, dia malah berbaring di samping Ata dan ngusapin pipinya. "Maaf, ya." Suaranya lembut banget. Beda banget dari lima menit lalu. Kafka ngecup bibir Ata singkat. "Sebenernya kamu kenapa? Ada masalah sama kuliahmu? Mau cerita, Sayang?"

Nggak berhasil bikin Ata makan, Kafka nyari cara lain.

"Nggak ada. Aku cuma ngerasa capek."

"UKM kamu? Nggak ada masalah?"

"Nggak ada."

"Matkul metode penelitian yang kamu bilang minggu lalu, gimana? Udah dapet judul buat proposalmu?"

Ata menggeleng. "Aku nggak mau ngomong itu."

Kafka senyum, lalu ngecup bibir Ata lagi. "Oke, maaf. Aku mandi, terus kita keluar? Kamu mau milih sendiri makanannya?"

"Aku capek, pengen selimutan aja di kamarmu. Boleh, ya?"

"Jadi order aja?" Kafka belum juga nyerah. Lama-lama, Ata luluh meskipun dia nggak punya ide bikin makanan pindah ke perutnya. Dia nggak nafsu makan. Pakai banget. Tapi Kafka nggak bakal berhenti nawarin Ata makanan sebelum lihat dia makan.

"Iya."

Kafka girang banget. Sebelum bangun buat mandi, Kafka nyium bibir Ata. Kali ini lebih lama.

"Cium-cium mulu, ih! Kamu belum mandi!"

Kafka ketawa sambil gesekin hidungnya ke pipi Ata. "Makanya jangan lucu banget!"

Jadi, selain berhasil bikin Ata mau makan, Kafka juga berhasil bikin Ata senyum-senyum.

***

Boyfriend ✔ #1Where stories live. Discover now