Sembuh dan Tumbuh

17 1 0
                                    

Dia menatapku dengan tatapan yang beberapa tahun lalu ketemukan untuk pertama kalinya. Kini, tubuhnya tak lagi kurus. Rambut yang biasanya tak pernah panjang, kini mulai terlihat rapih di bawah bahu. Tak juga kulihat garis panjang di pergelangan tangan yang seringkali ia tutupi dengan sweater kebesaran favoritnya.

"Selamat, kamu berhasil," kataku.

Dia tertawa, "Ku kira aku tidak akan bisa hidup lagi di tahun ini"

"Akupun sama, pernah mengira aku akan begitu"

Aku menepuk tangan nya pelan , "Kamu baik?"

Dia mengangguk dan tersenyum.
"Baik, tapi tidak pernah sembuh"

"Terlalu dalam ya?"

Tatapannya berubah menjadi sendu. Ah, aku nembenci tatapan itu.

Tatapan yang membuat ku ingin memaki siapa saja manusia yang menyakitinya.

"Kau paham kan, luka dalam jiwa tak akan sama dengan luka yang ada di raga. Terlalu sulit untuk sembuh"

"Tidak apa-apa, semua akan baik baik saja"

Dia mengangguk setuju, "Kau benar, Pit!"

Aku mengernyit bingung, "Tentang apa?"

"Tulisan yang sempat kau kirimkan saat itu. Dunia memang jahat, tapi Allah teramat baik. Terlebih aku memilih sembuh, jauh melegakan ketika aku memilih untuk tumbuh"

Aku tersenyum senang mendengarnya.

"Selamat atas launching buku mu! Menyenangkan rasanya menjadi salah satu pembaca tulisan yang biasanya hanya kau selipkan di foto Instagram rahasiamu"

"Hahaha ,dan kau benar tentang itu! Menulis memang menyenangkan"

Luka yang menemaninya selama ini, menjadikan dia penulis yang berhasil membuat dua buku dalam waktu 3 bulan ini.

Aku tidak tahu bagaimana dia menghadapi situasi berat di dalam hidupnya. Aku tidak tahu, alasan apa saja yang membuat ia memilih untuk tumbuh.
Yang aku tahu, dia adalah manusia kuat. Tawanya memang tidak lagi sama, tetapi tawa itu adalah tawa yang kunantikan selama tiga tahun lamanya.

Tawa menenangkan yang penuh dengan keajaiban di dalamnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 14, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KetukWhere stories live. Discover now