𝑺hineloier || #5

758 589 306
                                    

SEOLAH tertusuk kenyataan karena oleh sebuah pernyataan. Tidak tahan berdiam diri, Shine memutuskan untuk segera pergi meninggalkan tempat.

Saat hendak beranjak pergi, tanpa disadari kunci mobil yang tadinya berada di genggaman Shine terlepas. Membuat Sergan refleks menoleh ke arahnya.

Where you go?
[ Mau pergi ke mana? ]

Berniat menahan kepergian Shine, Sergan terlebih dulu memblokir langkah Slyther. Sedangkan saat ini Shine berhasil keluar, menghirup udara bebas. Tidak bisa dipungkiri dirinya tidak sanggup lagi membendung kesedihan dan kesabaran yang selama ini dia tahan.

Kesabarannya benar-benar telah habis, bak kehilangan suatu pondasi. Tubuh Shine terjatuh ke tanah. Hatinya benar-benar rapuh mendengar pernyataan Sergan. Mungkin ia akan mengingat seluruh kejadian ini.

Sampai pada akhirnya dari arah depan sebuah mobil yang tadinya melintas, terhenti karena sang pengemudi tidak sengaja melihatnya. Seorang wanita turun dari mobil lalu berjalan menghampiri Shine yang terduduk lemas di tanah.

“ O, dear apa yang sudah terjadi padamu? Dirimu terlihat sedang tidak baik-baik saja .... ”

Sekilas Shine hanya menggelengkan kepalanya pelan. “ Kalau ada yang bisa saya bantu, katakan saja ... tidak perlu sungkan. ” Wanita itu lebih dekat dengan Shine, membantunya berdiri.

Tiba giliran ketika Sergan dan Slyther ingin menyusul kepergian Shine, gadis itu sudah dibawa pergi. Mereka terlambat karena gadis itu sudah tidak ada di tempat.

𓈒𓈓

Situasi terkini, Anderson terlihat sangat mengkhawatirkan keberadaan putrinya, Shineloier. “ KERAHKAN ANAK BUAH UNTUK MENCARI KEBERADAAN MEREKA! ”

Saat hendak mengerahkan anak buahnya, di saat itu juga Sussant sebagai kepala maid datang untuk melapor. “ Tuan Reson ... Nona Shine sudah kembali.

“ Tidak ada yang bisa Shine ucapkan selain, terima kasih. Terima kasih banyak, Nyonya, ” ucap Shine sedikit  terlihat mengulas senyum.

Seperti mendengar suara khas putrinya, Anderson pun berpikir sejenak sambil mendengar ulang, kemudian berbalik badan mencari tahu.

“ Dirimu tidak perlu panggil saya Nyonya, melainkan cukup panggil saja Bibi— ”

“ Bibi? ” sela Shine menatap wanita itu.

“ Bibi Flown, ” ucap wanita itu sambil membenarkan posisi surai milik Shine.

MY BELOVED DAUGHTER ....
[ PUTRI KESAYANGANKU ....]

Papa .... ” Pandangan Shine teralihkan.

Gadis itu menatap kehadiran papanya. Sekarang Anderson berdiri di hadapan Shine. Salah satu tangannya terulur, mengusap lembut rambut kepala putrinya sementara tangan yang lain setia berada di dalam saku celana.

“ Alangkah baiknya jika berpergian pamit terlebih dulu. Papa sangat mengkhawatirkanmu, Shine, ” ucap Reson lembut, tetapi aura ketegasannya senantiasa menempel pada diri pria satu itu.

Hanya terdiam, namun pria itu bisa membaca ekspresi putrinya hanya melalui sorot mata. Terlihat sangat berwibawa, kedua tangan Anderson saat ini berada di dalam saku celananya. Sekilas mengangguk pelan bersamaan berdeham.

Anderson menatap lawan bicaranya selain putrinya. Di situlah satu alisnya terangkat lalu bertanya, “ Nyonya? ”

“ Flown Felter. ”

Sekilas Anderson mengangguk mantap. “ Istri Tuan Chrisalfon Felter, benarkah begitu? ” Wanita bernama Flown tersenyum, mengangguk dengan elegant.

۰𝑺𝑯𝑰𝑵𝑬𝑳𝑶𝑰𝑬𝑹۰ [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang