𝑺hineloier || #49

95 48 7
                                    

KEKHAWATIRAN tengah menyelimuti hati Xadrach akan kondisi Slyther sekarang ini. Atas insiden kebakaran yang diperbuat anak buah Jeardé, pemuda itu beruntung masih bisa diselamatkan.

“ Bagaimana kondisi Anak itu sekarang? ”

“ Belum juga ada perkembangan. ”

Menghela napas panjang, cukup sulit untuk pria itu menerima kenyataan akan kondisi putranya terkini. Bagaimanapun juga Xadrach sudah menganggap Slyther sebagai putranya sendiri.

“ Maafkan saya karena kurang cepat menyelamatkannya, ” ucap Harold merasa bersalah pada Xadrach.

“ Tidak saudaraku, apa yang sudah kau lakukan sebelumnya untuk menjaga anak itu ... diriku ucapkan terima kasih, ” timpal Xadrach.

“ Dan ini, ” —Harold mengambil ponsel dari balik saku yang dirinya gunakan— “ saya menemukan ponsel ini ada di genggaman tangan Lyth sewaktu tidak sadarkan diri. ”

Tanpa ragu Xadrach menerima ponsel itu dari tangan Harold. Sekilas Xadrach tampak mengamati ponsel itu secara seksama karena ia merasa asing dengan ponselnya, kemudian memutuskan untuk menyimpan dulu ponselnya.

Beralih posisi melihat sebagian anggota tubuh Slyther yang dibalut perban, Xadrach menatap nanar kondisi pemuda itu yang saat ini terbaring lemah di brankar.

. flashback on ....

Setelah dirasa sudah siap menyiapkan revolver-nya, Slyther bergegas menuju kediaman Anderson. Bisa merasakan semangat yang luar biasa pada diri Slyther, Harold tidak ingin tinggal diam saja. Tanpa sepengetahuan Slyther, ia menyuruh dua orang kaki tangannya untuk mengawasi dan membantu pemuda itu.

Baik Harold bahkan sekalipun Xadrach, tidak bisa membiarkan Slyther berulah sendiri. Mengingat beberapa tahun silam pemuda itu berulah tanpa memikirkan kondisinya sendiri.

Adapun setiap selang beberapa menit, kaki tangan Harold memberikan informasi tentang Slyther. Hingga tiba keduanya memberikan kabar jika pemuda itu tengah berhadapan dengan sosok yang mereka sebut-sebut Jeardé ( J.R.D). Seakan juga tahu sosok J. R. D. yang dimaksud kaki tangannya, pria berkumis itu segera beranjak pergi menyusul keberadaan mereka di tempat.

Memerlukan beberapa jam untuk Harold bisa sampai di tempat di mana Slyther berada. Sesampainya di tempat, Harold buru-buru turun dari mobilnya lalu menyambangi lokasi yang sudah di-share
kaki tangannya. Namun, na'as baru beberapa langkah ia disuguhkan bumbungan asap hitam si jago merah melahap area gudang hampir tak tersisa.

Seketika itu juga pikiran Harold berkecamuk. “ Bagaimana dengan anak itu .... ”

Dari kejauhan datanglah kedua kaki tangan suruhan Harold sambil membawa sosok yang tak sadarkan diri, batinnya berseru, “ Lyth! ”

Masih dalam posisi berdiri di tempat, pria itu bisa melihat kondisi keponakannya yang mengenaskan. “ Pelan-pelan membawanya kemari! ” titah Harold.

“ Anak buah bayaran Jeardé yang melakukan semua ini! ” celetuk salah seorang kaki tangannya tanpa disuruh.

“ Perlu Anda ketahui saja Tuan Harold, tadinya tidak hanya Tuan muda Slyther seorang yang berada di dalam gudang tua itu. Melainkan ada dua sosok wanita lain yang dirasa tidak asing, ” sambung kaki tangan Harold yang lain menyampaikan informasi yang sekiranya penting untuk disampaikan.

Mencerna setiap informasi yang diterima dan memberikan anggukan sebagai balasan. “ Bawa dia masuk ke dalam. Ada yang harus saya urus dengan mereka, ” ucap Harold yang dirasa ingin memberikan pelajaran pada anak buah bayaran Jeardé.

۰𝑺𝑯𝑰𝑵𝑬𝑳𝑶𝑰𝑬𝑹۰ [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang