𝑺hineloier || #64

70 40 11
                                    

MENINGGALKAN markas F. X. S. A. dengan tiba-tiba, Pak Mayorudhra semata ingin segera pulang ke rumahnya.

Jauh dari itu kondisi di dalam rumah Kediaman Mayorudhra, tampak Lourdine tengah duduk di kursi taman belakang. Merenung, memikirkan kembali kejadian yang sudah menimpa dirinya dan keluarganya beberapa tahun silam.

. flashback on ....

Kebahagiaan menjadi seorang ibu untuk yang kedua kalinya tengah Lourdine rasakan. Lusa lalu dirinya dianugerahi dengan melahirkan seorang bayi perempuan mungil nan imut dan baru hari ini baru diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Kedatangan Lourdine membawa seorang bayi, disambut antusias oleh anak laki-lakinya. Tampak Margeven sangat antusias menyambut kedatangan adik kecilnya, terlihat dengan dirinya langsung berlari menghampiri berniat ingin melihatnya secara dekat.

Tahu itu, Pak Mayorudhra yang berada di samping Lourdine langsung menggendong Margeven. " Bukankah Adikmu sangat manis, Nak? " Sekilas pria itu menatap cucu laki-lakinya.

Margeven tersenyum manis seraya berucap, " Ingin cium Adik bayi, boleh? " Begitu lucu tingkah Margeven waktu itu, berhasil membuat siapa pun yang melihatnya tidak bisa mengacuhkannya.

CUPPP!
Kecupan hangat dari Margeven mendarat di pipi Siena. Seketika itu juga tersenyumlah bayi perempuan itu. Melihat adiknya tersenyum refleks membuat anak laki-laki itu menangkup mulutnya.

×

Kehangatan tercipta. Anggota keluarga Mayorudhra berkumpul saling bercengkrama di ruang tamu. Ada Margeven di situ duduk di samping sambil memakan pancake. Akan tetapi pandangan matanya sesekali tidak bisa lepas dari sang adik.

" Paman tidak mengajak Xeroena dan kedua anaknya? " tanya Lourdine.

Tampak seorang pria berkacamata dengan tongkat tuanya, duduk di sofa seberang Lourdine. Ketahuilah sosoknya -Rentanula Griffiths__Rent.

" Tidak anakku. Tadinya sekeluarga berniat datang semua, tetapi mendadak demam Aether meninggi lagi. Menantuku Xeroena memilih tinggal di rumah bersama kedua anaknya, " jelas Pak Rent.

Mendengar penjelasan Pak Rentanu Lourdine mengangguk, tiada henti menimang bayinya supaya tertidur. Tidak berselang lama datanglah Pak Mayorudhra ikut mendudukkan diri bergabung bersama dengan mereka.

" Kalau dirimu mau, biar aku kirimkan dokter terbaik untuk menangani cucumu, Rent, " ucap Pak Mayor memberikan penawaran tanpa diminta.

" Terima kasih sebelumnya, tetapi tidak perlu Mayor. Biarkan Xeroena yang mengurusnya, " timpal Pak Rent mengulas senyumnya.

" OOoeekkk ... oeekk .... " Tangis bayi terdengar, membuat atensi semua orang teralihkan. Begitu juga dengan Margeven langsung menghentikan aktivitas makannya. Masih dengan posisi mengemut ujung sendok, anak laki-laki itu menatap sang adik.

Lourdine menatap ke arah Pak Mayorudhra seraya bertanya, " Ayah, di mana suamiku sekarang? Apakah pekerjaan di kantornya masih banyak? " Dirinya terlihat begitu cemas memikirkan keadaan suaminya.

" Tenangkan hati dan pikiranmu, menantuku. Dirimu tidak perlu cemas karena Arthur sudah dalam perjalanan pulang kemari, " jawab Pak Mayor alih-alih menenangkan Lourdine.

۰𝑺𝑯𝑰𝑵𝑬𝑳𝑶𝑰𝑬𝑹۰ [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang