Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.

Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.

Kalian semua ada kata kata atau quotes gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.

Kalo ada boleh langsung komen di samping.

Kalo kata kata atau quotes nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.

Tapi ingat kata kata atau quotes nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.

Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.




KYH





Selang beberapa jam kemudian Arsen kembali menemui Ocha yang ternyata tengah di tolong salah seorang Suster untuk melepas infus yang sudah kosong dari tangan nya.

"Lumayan sakit ya. Pantas orang orang pada desis desis gitu karna ya sakit," tawa kecil Ocha keluar begitu infus itu selesai di kelas dari tangan nya.

"Keadaan nya terbalik ya, biasa nya lo yang tenang kan para pasien kalo mereka lagi di pasang infus, sekarang giliran lo yang sekarang ada di posisi mereka," ejek teman nya.

"Ya udah gue pergi ya, semoga lo cepat sembuh."

"Iya makasih."

"Saya pamit ya."

"Oh oke, makasih ya Sus," ungkap Arsen.

"Anda bisa jalan sendiri apa atau perlu saya ambil kan kursi roda?" tawar Arsen.

"Gue bisa jajan sendiri, asal kan lo gak jalan kecepatan aja sih."

Arsen hanya menganguk untuk menanggapi.

"Anda tunggu di sini saya ambil mobil dulu oke," pinta Arsen. Meninggalkan Ocha di loby rumah sakit sementara diri nya mengambil mobil di tempat parkir.

"Ini tas anda." Arsen memberikan tas Ocha kepada pemiliknya begitu mereka sudah memasuki mobil.

"Makasih," balas Ocha.

"Anda mau singgah ke suatu tempat mungkin membeli sesuatu?"

"Gak usah Arsen, langsung pulang aja bisa?"

"Oke." Arsen mulai mengendarai mobil keluar dari rumah sakit, berbaur dengan berbagai macam kendaraan di jalan raya.

Dua puluh menit di isi dengan keheningan yang terjadi antara Ocha dan Arsen yang fokus dengan urusan masing masing. Arsen yang fokus dengan jalan, serta Ocha yang fokus memperhatikan keadaan jalan yang mereka lalui.

Hanya musik dari radio yang memenuhi seisi mobil, membuat keadaan benar benar tak hening.

Arsen memberhentikan mobil nya tepat di depan  pintu gerbang rumah dua tingkat ini.

JanuariWo Geschichten leben. Entdecke jetzt