Skinship

27 1 0
                                    

Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.

Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.

Kalian semua ada kata kata atau quote gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.

Kalo ada boleh langsung komen di samping.

Kalo kata kata atau quote nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.

Tapi ingat kata kata atau quote nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.

Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.









KYH










"Suasana baru yang seperti di cafe, kantin atau taman gitu?"

"Iya. Yang kayak lo bilang tadi?"

"Nggak tau. Nggak pernah kepikiran sih. Kalo mau kerjain tugas di tempat yang tadi. Kayak nggak banget," kata Maria.

"Kok kayak nggak banget?" bingung Arsen.

"Iya kayak nggak banget buat ngerjain tugas di cafe. Karena takutnya bukan ngerjain tugas malah asik ngobrol ngolor-ngidul aja," ungkap Maria.

"Nggak efektif ya?" timpal Arsen.

Maria mengangguk beberapa kali. Membenarkan ucapan Arsen barusan.

"Jadi selama kuliah lo jarang banget ke cafe sekedar buat nongkrong dengan alibi ngerjain tugas?"

"Iya. Kecuali kalo udah bahas soal organisasi gitu. Ramai yang minta di cafe rapatnya. Jadi ya setuju aja. Katanya sih rapat tapi faktanya malah foto plus ngobrol nggak tentu arah," jujur Maria.

"Tapi dari organisasi juga kan lo ketemu sama Naila sama yang lain juga," beber Arsen.

"Iya. Emang dari organisasi aku ketemu mereka semua. Bisa dibilang dari organisasi aku jadi lebih terbuka. Kalo selama di kelas aku di bilang jadi anak kupu-kupu karena jarang pergi ke sana-sini sama teman-teman kalo lagi diajak. Beda cerita kalo udah sama Naila. Dia bahkan rela jemput aku ke rumah padahal dia tahu aku paling malas keluar kalo nggak ada kelas di hari itu," perjelas Maria.

"Jadi si Naila ini tahu semua tentang kehidupan lo di kampus," aju Arsen.

"Kalo di luar kelas bisa di bilang dia orang yang paling tau aku. Tapi kalo di dalam kelas ya enggak. Kami kan beda jurusan sama fakultas. Paling kalo ketemu pas rapat atau kalo nggak ya pas Naila ajak aku buat temani dia cicipi makanan yang ada di berbagai kantin jurusan sih."

"Ke cafe pernah?" tanya Arsen penasaran.

"Ya pernah lah. Se anak rumahan nya seseorang atau di sekolah di dapat julukan kutu buku dan di kampus di dapat julukan anak kupu-kupu dia pasti pernah ke cafe Sen," tawa Maria. Begitu mendengar pertanyaan yang di lontarkan Arsen.

"Ya kan gue cuman tanya," ungkap lelaki itu. Mulai menyesap lemon tea miliknya.

"Iya-iya aku tau cuman tanya. Tapi ya gitu pertanyaan kamu aneh. Oh ya soal tadi kamu jangan sempat mikir pula selama masa kuliah empat tahun aku nggak pernah ke cafe ya," duga Maria.

"Siapa? Siapa yang duga lo selama masa kuliah nggak pernah ke cafe," sewot Arsen.

"Kamu kali," canda Maria, "habis tatapan kamu tadi seolah-olah mengatakan aku nggak pernah ke cafe selama masa kuliah."

JanuariWhere stories live. Discover now