Pergi.

21 1 0
                                    

Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.


Aan Story & Elsya by Trauma.


Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.

Kalian semua ada kata kata atau quote gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.

Kalo ada boleh langsung komen di samping.

Kalo kata kata atau quote nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.

Tapi ingat kata kata atau quote nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.

Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.









Manusia yang juga punya perasaan. Tapi kalian berdua memilih untuk mempermainkan hal tersebut dan tikus percobaan kalian.

Terimakasih karena sudah menutup kisah kita dengan sangat indah. Aku juga berharap hal-hal baik selalu datang dalam hidup kamu.

Author.










KYH








Arsen kembali mengangguk. Sebenarnya hal yang sudah lewat sebulan lebih itu tak perlu diungkit lagi. Walupun buntut dari kesalahan dirinya yang ketahuan ke club dan juga menginap satu kamar dengan Ocha di Hotel yang ternyata milik keluarga besar mereka masih berbuntut panjang hingga hari ini. Ya contohnya saja dirinya dan Liza yang belum akur. Sepertinya perempuan itu masih cukup dendam dengan dirinya.

"Karena nggak ada hal lagi yang mau gue bicarakan sepertinya gue boleh pergi," ucap Ocha buru-buru bangun dari tempat duduk taman.

"Gue belum bicara," ucap Arsen bertepatan dengan Ocha yang akan segera menggambil langkah untuk pergi.

Ocha menatap wajah Arsen dengan bingung. "Ada hal yang mau di bicarakan sama gue?"

"Ada." Angguk Arsen, "ada Banyak hal yang ingin gue bicarakan sama lo Cha. Jadi boleh tolong duduk lagi," pinta Arsen.

Ocha memilih untuk kembali duduk tempat dimana dirinya duduk tadi. Kembali memangku plastik cemilan tadi. Mendengarkan Arsen yang ingin bicara dengannya. Setelah tadi lelaki itu mendengar semua ucapan yang ingin di ucapkan tanpa ada niat memotongnya.

"Boleh tolong jelaskan alasan kenapa lo kabur saat itu tanpa perlu tunggu gue bangun," tanya Arsen pelan. Tidak ada raut mengintimidasi yang hadir di wajah lelaki itu.

Pertanyaan yang diajukan Arsen sebenernya bisa langsung Ocha jawab karena jawaban itu sudah berada di luar kepalanya. Tapi nyatanya perempuan dengan celana legging itu memilih untuk diam menatap dengan acak pemandangan yang berada di sekitarnya.

"Ada jawaban?" ucap Arsen lagi.

"Ihh. Gue- sebenarnya- gue-," ucap Ocha sedikit gugup.

"Gue?" tanya Arsen.

"Ya- gue-"

"Karena gue terlalu takut karena udah mencoba merebut lo dari Maria," ucap Arsen tepat. Membuat perempuan yang tadi tergagap dalam ucapannya seketika menatap Arsen tak percaya.

'Jadi lelaki itu tau? Kalo tau kenapa masih bertanya kepadanya?' batin Ocha tertawa pedih.

"Lo terlalu takut untuk bicara langsung sama gue makanya lo lebih milih dengan tinggalin surat itu. Lo tau tindakan lo salah karena itu lo memilih untuk langsung pergi tanpa pamit sama gue?" ungkap Arsen pelan.

JanuariDonde viven las historias. Descúbrelo ahora