Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.

Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.

Kalian semua ada kata kata atau quotes gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.

Kalo ada boleh langsung komen di samping.

Kalo kata kata atau quotes nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.

Tapi ingat kata kata atau quotes nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.

Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.










KYH












Maria menarik nafas panjang, "Sejak kuliah aku mulai suka sama warna kuning. Entah apa pun itu aku selalu berusaha untuk mencari setiap hal yang aku inginkan ada unsur kuning nya walaupun nggak banyak. Sampai suatu saat aku lihat bunga matahari yang tumbuh subur di rumah saudara aku. Aku yang pencinta kuning langsung tertarik sama bunga matahari. Setelah aku coba cari tahu ternyata makna bunga matahari makna nya dalam banget loh bagi ke hidupkan kita. Kalo menurut aku."

"Makna nya apa?"

Diri nya sempat berpikir sebentar sebelum menjawab pertanyaan Arsen, "Bunga matahari bisa melambangkan harapan, kebahagian, energi, keindahan dan kegembiraan. Selain itu bunga matahari juga berbeda dengan bunga yang lain. Salah satu nya, mahkota bunga matahari selalu menghadap ke arah sinar matahari berasal. Itu merupakan salah satu fakta yang jarang kita ketahui kalo kita tidak membaca dan memperhatikan nya," tutup Maria.

"Cuman itu aja?" tanya Arsen masih bersandar di bahu Maria.

"Itu aja yang kamu maksud itu bisa banyak banget makna nya kalo kita mau memahami nya."

"Iya deh gue ngaku kalah sama lo kalo pembahasan nya gini," tawa kecil Arsen keluar.

Maria mengangguk dengan semangat, "Kamu kan udah pernah menang dari aku waktu kita main ludo. Jadi, sekarang ini waktu nya aku menggalakkan kamu dalam hal pembahasan kaya gini," senyum Maria menatap ke arah hamparan bunga matahari.

"Arsen," panggil Maria setelah beberapa menit hening dalam keadaan yang menyenangkan.

"Hmm."

"Boleh aku tanya sesuatu sama kamu," izin diri nya terlebih dahulu.

"Hmm," jawan Arsen masih sambil bersandar di bahu Maria.

Diri nya menarik nafas panjang berusaha meyakinkan diri nya sendiri bahwa pertanyaan yang akan di ajukan merupakan hal yang wajar. Dia harus bertanya jika tidak ingin penasaran selama beberapa bulan ke depan. Lagi pula hal yang akan di tanyakan bukan hal tabu.

"Mau tanya apaan kok keliatan tegang banget?" canda Arsen masih bersandar pada bahu Maria dengan kedua kelopak mata nya yang masih tertutup.

"Keliatan banget ya?"

"Lumayan," balas Arsen, "Jadi? Mau tanya apa?"

"Kapan kamu ketemu Mama untuk minta izin buat ajak aku berkomitmen?"

"Beberapa hari setelah gue menawarkan diri untuk jadi partner kondangan lo."

"Kenapa kamu dengan berani minta izin ke Mama?"

JanuariWhere stories live. Discover now